Tuesday, March 3, 2015

Parkventure #1: Taman Surapati


Sabtu dua minggu yang lalu, sepulang dari TUMNgopiCantik saya mampir solat di Masjid Sunda Kelapa. Saya memang suka mencari masjid yang belum pernah dikunjungi ketika weekend-an ke Jakarta, hitung-hitung sekalian wisata masjid hehe..
Ternyata, di dekat Masjid Sunda Kelapa, ada Taman Suropati. Karena saya pernah membaca tentang aktivitas di taman tersebut, saya pun membujuk suami untuk mampir sejenak. Kebetulan siang itu kondisinya tidak begitu ramai. Melihatnya dari kejauhan saja saya sudah ingin buru-buru turun dari mobil, karena tempatnya teduuuh sekali. Pohonnya besar-besar dan jalan setapaknya rapi melingkari taman yang terletak di dekat kediaman beberapa duta besar negara asing.

Tidak ada lahan parkir resmi di sana sehingga kami pun parkir di tepi taman, seperti mobil dan motor lainnya. Tampaknya jika parkir penuh, pengunjung dapat menggunakan lahan parkir di Masjid Sunda Kelapa. Meskipun demikian, para pengunjung parkir dengan rapi, tukang parkir juga cukup sigap membantu.


Saat pertama kali menginjakkan kaki di taman ini, saya langsung merasa senang. Tempatnya bersih sekali. Bayangkan saja, hampir di setiap jalan setapak saya berpapasan dengan petugas kebersihan. Begitu juga di kolam air mancur. Petugas kebersihan dengan telaten menjaring daun-daun yang jatuh di atas air, hingga kolamnya benar-benar tanpa kotoran mengapung. Atau hari itu sedang jadwalnya bersih-bersih ya? Ah, tetap saja untuk ukuran tempat umum di Indonesia, taman ini tergolong bersih. Tempat sampahnya pun berukuran besar, dibedakan menjadi tiga, dan berbentuk menarik seperti panda dan manggis.

Karena belum makan siang, saya pun menikmati bekal yang dibawa dari rumah sementara suami jajan bakwan kawi dan rujak buah di pedangang yang mangkal di tepi taman. Rasanya seperti piknik lho, walau tanpa menggelar tikar di rumput, hehe..


Bagaimana dengan Aksa? Saya yakin rasa senangnya melebihi saya! Ia langsung berjalan dengan cepat di jalan setapak, tanpa memerdulikan ayah ibunya lagi. Begitu bertemu dengan kolam, Aksa langsung heboh menunjuk-nunjuk. Mungkin dikiranya bisa nyebur seperti di kolam renang kali ya.. Akhirnya kami pun hanya duduk di tepi kolam. Kebetulan tepinya hampir sejajar dengan permukaan air dan tidak begitu tinggi, sehingga nyaman dibuat duduk.

Sebenarnya cukup banyak bangku taman yang tersedia, hanya saja yang menghadap kolam tidak ada. Beberapa bangku sudah terisi oleh sekelompok anak SMA yang tampaknya sedang melakukan sesi foto untuk yearbook mereka. Seru juga melihatnya, seperti pemotretan majalah remaja lengkap dengan kostum dan properti. Di sekeliling kolam pun terdapat sepetak lahan berhiaskan tegel notasi balok, mungkin untuk menggelar konser mini. Di beberapa sudut juga terdapat kandang burung yang cukup artistik serta monumen simbol persahabatan beberapa negara ASEAN.

Kalau lapar, kita bisa menikmati beberapa jenis makanan yang dijajakan di gerobak seperti mie ayam, ketoprak, tahu gejrot, atau siomay. Mereka semua berjualan di luar pagar taman, kecuali beberapa pedagang minuman yang bersepeda di jalan setapak. Untuk anak-anak, kita bisa membelikan gelembung sabun, cocok sekali dimainkan di taman karena seringkali angin sepoi-sepoi menyapa.

Hari pun beranjak sore. Kami bertiga sudah cukup puas menghirup udara segar di taman. Yang lebih memuaskan lagi adalah bisa melihat Aksa berlarian kesana kemari dengan ceria. Priceless.

2 comments:

  1. Kalau Minggu ada pertunjukkan Mba di sana. Yoga gratis. Plus ya biola itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya aku baca ttg yoga gratisnya. too bad, suami minggu ga libur :(

      Delete