Wednesday, November 22, 2017

Writer's Block.


Salah satu kunci kebahagiaan saya ketika menulis adalah ketika jemari tangan bisa menari di atas keyboard sesuai dengan perintah otak, tanpa hambatan berarti. Selesai menulis, yang ada adalah perasaan lega dan puas. Lega karena apa yang selama ini tersimpan di otak akhirnya tertuang. Puas karena pikiran saya masih bisa menghasilkan sebuah karya. Sampai detik ini, sejak saya gemar menulis di blog pada tahun 2013, baru kali ini saya mengalami writer’s block.

Bagi yang belum tahu apa itu writer’s block, Wikipedia mengartikannya sebagai a condition, primarily associated with writing, in which an author loses the ability to produce new work, or experiences a creative slowdown.

Ciri-ciri yang saya alami:
1.    Susah menemukan kalimat pertama, padahal ide sudah ada di kepala. Kalimat pertama buat saya adalah kuncinya.
2.    Sudah menulis satu sampai dua paragraf, kemudian bingung bagaimana menyambungnya dengan ide lain yang ingin saya tuliskan.
3.    Sudah menulis beberapa paragraf, and thought it wasn’t good enough. It won’t be a good writing.

Mengapa oh mengapa…

Sudah hampir sebulan saya merasa macet. Bukan karena tidak ada ide.. Malah sebaliknya, ide yang ada banyaaaaak sekali. Ada yang saya tulis di bank khusus ide, ada yang di notes hp, ada yang masih di otak…

Setelah melalui perenungan yang cukup panjang, I think I know why.

Terlalu banyak ide yang ingin ditulis, namun tidak tersalurkan dengan kecepatan yang memadai. Sehingga, ia menumpuk dan menyebabkan sumbatan. Ketika menulis ide pertama, anak bangun. Tulisan pun harus ditunda. When I got a chance to continue…

(wait, he woke up. Brb.)

…I had to start from the beginning. Maksudnya, saya harus membaca lagi dari awal paragraf kemudian melanjutkannya. The problem is, belum tentu setelah membaca ulang kita tahu apa yang harus ditulis agar tulisan itu mengalir. Sekedar melanjutkan menulis itu bisa, namun melanjutkannya agar tetap enak dibaca butuh mood dan memori tersendiri.

Seperti tulisan ini. Saya menulis bagian pembuka dua hari yang lalu, kemudian dilanjutkan kemarin, dan hari ini. Saya sudah berjanji akan menyelesaikan tulisan writer’s block ini hari ini. Karena ini tulisan curhat, saya tidak punya beban untuk membuatnya harus ciamik dan sejenisnya.

Tapi, saya harap saya bisa mengeksekusi ide tulisan yang sudah menumpuk satu demi satu hingga tercapai kembali kepuasan menulis seperti biasanya.

Kehilangan kelancaran menuangkan kata-kata dalam tulisan is like losing your magic, you know

Semoga Desember nanti saya bisa menulis seperti semula. Aamiin.



0 komentar:

Post a Comment