Setelah
seminggu lebih berkutat dengan acara packing
dan unpacking pindah rumah, suami
memberi hadiah istimewa: menginap di hotel. Yeayyy..! Kebetulan, kantornya
memiliki voucher menginap di Hotel Eastparc Yogyakarta. Betul, ini ceritanya
gratisan.
Lokasi hotel
hanya sekitar 2 km dari rumah orangtua saya, dan tidak sampai 1 km dari rumah
adik saya (inilah enaknya Jogja, mana-mana dekat). Saya sendiri tidak tahu
Eastparc tergolong hotel bintang berapa, berapa rate harganya, dsb. Niat saya
hanya ingin datang dan menikmati hidup di sana, haha..
So, saya,
suami, dan anak datang sekitar jam 2 untuk check in. Saya sengaja meminta suami
check in sendiri sementara saya dan anak yang sedang tertidur menunggu di mobil
dulu karena tidak ingin menunggu terlalu lama di lobby (ada beberapa hotel yang
membutuhkan waktu lumayan untuk mempersiapkan kamar). Ternyata, tidak sampai 15
menit suami sudah turun lagi dan kami pun langsung membawa barang-barang ke
dalam hotel. Karena kamar berada di gedung belakang (gedung depan khusus untuk
meeting rooms) sementara lift di basement hanya terhubung ke gedung depan,
jadilah saya menggotong dua travel bag yang lumayan beratnya untuk bumil
menaiki tangga ke lobby sementara suami membawa ransel sembari menggendong
anak.
Sampai di
lobby, sudah ada seorang mbak yang menyambut kami dengan ramah dan menunjukkan
jalan menuju kamar. Si Mbak (mungkin dia customer relations dan sejenisnya)
juga menjelaskan cara memakai kartu akses untuk memasuki area hotel, lokasi
kolam renang dan sarapan untuk besok, serta sempat menyapa anak saya yang
akhirnya terbangun. Saya merasa seperti tamu agung, hehe..soalnya di hotel lain
nggak pernah disambut seperti ini.
Akhirnya
kami pun naik ke kamar di lantai 5. Begitu melihat ke dalam kamar….wow. Di luar
ekspektasi saya. Ukuran kamarnya terlihat cukup besar, dilengkapi dengan
balkon. Oh ya, saya mendapat kamar tipe Deluxe Room, yang saat itu sedang promo
dengan harga Rp 820.000 semalam. Tempat tidurnya terlihat mewah dengan dekorasi
bantal suede merah dan coklat, belum termasuk bantal tidur 4 buah yang besar
dan empuk.
Bagaimana dengan kamar mandi? Saya juga suka…! Pintunya seperti lemari, dengan dua tipe shower, posisi kloset yang ngumpet (terlindung tembok dan lukisan), toiletries yang lengkap (shower capnya pun dilengkapi karet rambut), hairdryer, dan….tali jemuran. Serius, ini pertama kali saya liat tali jemuran di kamar hotel (iya saya memang katro’ haha). Bentuknya seperti tombol alarm, ternyata kalau ditarik jadi tali. Bagus lah, bisa jemur baju renang basah disini.
Keluar dari
kamar mandi, ada lemari yang cukup besar. Sisi kiri berisi safety box, laci untuk laundry dan sandal hotel, serta dua bathrobe. Sisi kanan berisi…setrika dan
papannya! Saya kemudian membayangkan cucian kering yang menumpuk di rumah mertua.
Kalau saja saya tahu ada setrikaan disini, saya setrika di sini sambil menunggu
suami pulang kerja haha..
Ketika
suami kembali ke kantor, tinggallah saya berdua dengan si anak di kamar. Mau
berenang tetapi baju renang saya baru bisa diantar nanti malam. Akhirnya saya
menyalakan televisi sambil mengetes keempukan bantal dan kasur, sementara anak
saya membongkar tas mainannya ke lantai. Mendadak mata saya tertuju ke bawah
TV. Ada dua benda yang belum saya amati, yaitu sekotak kecil bakpia dan
timbangan digital. Saya pun dengan semangat mencoba timbangan. Bakpia saya coba
di rumah setelah pulang, dan rasanya enak banget! Ukurannya memang relatif
kecil tetapi sangat lembut, dengan 6 rasa. Merknya Bakpia Jogja dengan logo
Tugu Jogja.
Untuk
mencegah anak terhipnotis di depan layar televisi, saya pun mengajak Aksa
keluar kamar melihat-lihat fasilitas hotel. Kami bertemu lagi dengan Si Mbak
yang mengantar kami tadi, dan dia masih ingat nama anak saya lho. Kami pun
melihat-lihat kolam renang dan memutuskan untuk bermain di playground.
Playgroundnya bagus..! Selain mainannya lengkap, kondisinya pun bersih dan
terawat dan asri. Kebetulan hari itu adalah Senin, sehingga hotel relative sepi
dan semua fasilitas berasa milik sendiri. Sembari Aksa mencoba semua mainan di playground,
saya melongok ke sebelah playground yang ternyata area kebun hidroponik. Baru
esoknya saya tahu bahwa kebun ini sudah pernah panen beberapa sayuran untuk
keperluan restoran hotel. That’s really
cool. Beberapa kali pun saya sempat berpapasan dengan kupu-kupu di depan
restoran dan lebah di playground.
Meskipun
terinterupsi oleh hujan, saya cukup puas bisa mengajak Aksa bermain di
playground dan berkeliling hotel. Acara selanjutnya adalah mandi sore (yang ini
selalu butuh strategi, apalagi kamar mandinya bukan yang di rumah sehingga
butuh ekstra bujukan). Alhamdulillah, setelah Aksa merasakan hangatnya air
shower, ia malah tidak mau berhenti. Maaf ya, untuk kali ini prinsip hemat air
saya abaikan, karena saya lihat ia mulai berani memasukkan kepalanya ke bawah
pancuran. Biasanya kalau keramas pun harus menengadah agar wajahnya tidak
terguyur air #emakgaktegaan.
Sorenya,
kami masih sempat menikmati langit Jogja di teras dan mencari pesawat
kesukaannya, nyemil sambil nonton TV, main di kasur, dan bermain mobil-mobilan
dengan lintasan di bangku sebelah meja kopi, hingga ayahnya datang.
Keesokan harinya,
kami turun untuk sarapan di Verandah Alfresco. Kebetulan ada rombongan dari
Epson sehingga restoran terlihat cukup penuh. Untungnya di dalam lebih lengang
(restoran ada yang di teras dan ada yang di dalam ruangan), sehingga kami
memilih untuk di dalam saja dan tidak ada asap rokok. Setelah mengelilingi
seluruh meja sajian, ternyata menu di teras dan di dalam berbeda. It means,
pilihan menunya buanyaaaak sekali…! Sajian di teras mostly masakan nusantara
seperti gudeg, bubur, nasi kuning, mie kuah (ada juga jamu dan wedang ronde),
sementara di dalam lebih internasional seperti sosis, beef bacon, roti dan
pastry, sushi, dimsum, takoyaki, dessert, sereal, dan jus buah.
Dengan modal
perut bumil, saya cukup pede mondar-mandir makan berkali-kali, hehe.. Secara
kelengkapan menu dan kesigapan pramusaji mengambil piring kotor, saya beri
nilai 9. Secara rasa, saya beri 7,5 kali ya.. (suami saya malah menilai
sajiannya tidak ada masalah dalam hal rasa). Buat saya sih kurang nendang
sedikiiiit aja tastenya. Banyak makanan yang enaknya ketika disajikan meleleh
atau sebaliknya, tetapi disajikan di suhu ruangan. Misalnya takoyaki. Karena sudah
dingin, ya terasa adonannya gitu. Dessert muesli juga, karena tidak terlalu
dingin jadi agak jemek-jemek di lidah. Di egg station, saya baru mau order
sesuai topping pilihan, eeeh sudah dikasih yang jadi. Ketika dinikmati ya
otomatis sudah tidak mengepul, sementara dalamnya kan creamy. Baiklah..
Beberapa menu
yang saya suka adalah tomat yang diisi seperti keju parmesan dan ditutup mozzarella lalu
dipanggang, tapi saya lupa namanya. Mie kuahnya juga segar (saat memilih
toppingnya pun saya sangat terbantu oleh “chef” yang masih PKL), enggak rasa
MSG, dan diantar sampai meja. Sushi juga cukup enak (dan saya bisa menikmatinya
karena bukan daging mentah), salad yang diletakkan di gelas kecil, plus jus kiwi.
Setelah selesai
makan, ada seorang customer relations yang mendatangi meja kami dan mengajak
ngobrol, small talks sampai bertanya tentang kesan kami di hotel ini. Untuk hotel
baru di Jogja, adanya petugas semacam ini cukup efektif untuk perkembangan
hotel lho. Soalnya kalau mengisi kartu saran, tidak semua customer sempat
ataupun bersedia.
Setelah itu
kami kembali ke kamar untuk berganti baju renang. Thanks to the bathrobes, sehingga saya tidak perlu bawa baju ganti
ke area kolam renang. Oh ya, sebelum sarapan, saya sempat melongok fitness
center yang terletak di tepi kolam renang anak, sekaligus menjemput suami yang
sedang menjajal fasilitas di sana. Tempatnya kecil tetapi cukup lengkap. Baik
kolam renang maupun fitness center hanya ditujukan untuk tamu hotel, sehingga
kita tidak bisa datang untuk berenang saja. Kolam renangnya ada dua bagian,
untuk dewasa sedalam 1,2m dan untuk anak 0,6 meter. Ada perosotan untuk anak
dan pelampung (tetapi bukan ban). Airnya pun bersih walau dikelilingi
pepohonan. Setelah puas berenang, kami pun ke playground (karena suami saya
belum sempat melihat).
Sampai di kamar, mata sudah berat rasanya. Setelah mandi, kami masih sempat makan (saya sempat power nap 30 menit) hingga akhirnya tiba saatnya check out.
Alhamdulillah,
senang bisa dapat kesempatan menginap di Eastparc. Kalau ditanya apakah hotel
ini recommended, saya jawab ya. Masalah makan, itu selera ya. Tapi pelayanan
dan fasilitas, dua jempol deh. Sebanding dengan harganya (apaan, orang saya ga
bayar). Hotel ini juga sangat ramah anak. Lokasinya pun strategis, dekat bandara, tempat makan pun tinggal memilih
di seberang jalan. Mau McD tinggal melangkah 200 meter. Saya pun sempat melihat
petugas hotel mengantar delivery HokBen untuk tamu hotel.
Sip lah.