Saat saya masih mahasiswa, penggemar dan penjual baju bekas
belum sebanyak ini. Sekarang, saya melihat di Facebook banyak akun baju bekas,
dari yang “benar-benar bekas” (ini sebutan saya untuk pakaian bekas yang kurang
layak jual) hingga yang branded dan seperti baru.
Menurut saya, banyaknya peminat baju bekas ada hubungannya
dengan tren berpakaian vintage alias jadul. Entah berapa lama tren ini akan
bertahan, yang pasti sekarang yang jadul masih diminati. Adik saya salah
satunya. Ia sekarang berdagang baju vintage dengan label Meet Me Dorothy. Harganya
miring, tetapi bukan bekas. Entah dia dapat dari mana, katanya rahasia
perusahaan. Saya juga sempat membaca profil Le Budget, bisnis baju bekas
besutan dua orang remaja Surakarta di hipwee.com. Baju bekas koleksi Le Budget
termasuk mempunyai nilai fashion, dan promosinya pun digarap serius.
Selain masalah tren mode, memilih baju bekas juga merupakan
wujud gaya hidup hijau karena mengurangi limbah tekstil dan berbagai bahan baku
yang tidak ramah lingkungan. Belum lagi kalau membicarakan upah buruh yang
kurang layak (kalau tertarik masalah ini, bacalah artikel mengenai sweatshop). Di negara Amerika Serikat
dan Kanada, cukup banyak toko pakaian bekas termasuk yang dijalankan oleh
organisasi charity yang disebu thrift
store dan organisasi keagamaan seperti Salvation Army.
Jangan dibandingkan dengan toko pakaian bekas impor disini
ya, karena disana barangnya bersih dan ditata rapi layaknya toko, lengkap dengan
pramuniaga. Tidak hanya pakaian, mereka juga menjual sepatu sampai perabot
rumah tangga. Salah seorang teman WNA menceritakan bahwa sejak kecil ia gemar
membeli baju di thrift store dan itu bukan hal yang memalukan disana.
Di Indonesia, masih sedikit toko pakaian bekas atau barang
bekas yang naik kelas. Di Jogja ada Barkas, toko barang bekas yang penataannya
lumayan rapi dan berada di ruko. Harganya masih agak tinggi untuk barang bekas,
menurut saya. Setidaknya, sudah ada usaha untuk melihat potensi tersembunyi
dari barang bekas. :)
Saya sendiri belum pernah ke pusatnya baju bekas semacam
Pasar Senen, bisa kalap nanti, haha.. Yang jelas, konsumen sekarang lebih
cerdas. Mereka rela berburu barang murah berkualitas, dan tidak dibutakan oleh
harga mahal dan merk. Kalau masalah bekas atau tidak, itu tergantung selera dan
standar masing-masing orang ya. Saya sih tidak masalah, selama masih bagus,
bersih, dan nyaman dipakai, kenapa tidak?
Kebanyakan nyari barang bermerk.. Kalok aku sih mending baju bekas tapi asli, daripada baru tapi kw.. :D
ReplyDeletehahaha, setuju beeeb...!
ReplyDelete