Taman oh
taman, mengapa di Jogja Berhati Nyaman ini tidak saya temukan taman yang
nyaman? Semenjak kepindahan saya ke Jogja setahun yang lalu, saya masih belum
bisa ikhlas menerima bahwa Jogja saya ini telah berubah menjadi “taman hotel”.
Dimana-mana ada hotel, bahkan di gang sempit sekalipun. Sementara taman? There’s no such thing called public places
here, kecuali sepanjang Jalan Malioboro yang sudah dipercantik itu, yang
membuat kita bisa duduk santai dan gratis menikmati orang yang berlalu-lalang.
Oya, dan playground Taman Pintar.
Suddenly I missed Taman Suropati, Taman Menteng, dan semua taman
ramah anak di Jakarta. Dan masih iri juga sama Bandung yang semakin ramah anak.
Kenapa Jogja tidak? Itu pertanyaan yang sampai sekarang masih belum terjawab.
Lalu,
sepulang acara keluarga di Kabupaten Magelang minggu kemarin, saya melewati
Taman Denggung. I know it’s a public
place, but I never had a chance to go there. Lokasinya di persimpangan yang
cukup besar di Jalan Raya Jogjakarta-Magelang. Jalan ini biasanya dilewati
wisatawan yang ingin ke Candi Borobudur dari arah Jogja.
Alhamdulillah
hari itu tidak hujan, dan Aksa yang mendadak minta ke mall pun langsung setuju
begitu kami menawarkan Taman Denggung sebagai gantinya. Dari kejauhan memang
terlihat warna-warni ayunan dan taman bermain, serta lapangan yang luas
layaknya alun-alun. Menggoda iman anak-anak (dan emak-emak yang suka foto).
Kami pun
parkir di dekat pintu masuk taman, dekat dengan tiga buah andong yang menunggu
penumpang. Aksa langsung kegirangan melihat berbagai macam mobil mini terparkir
rapi, anak ayam warna-warni yang bercuit-cuit dari kandang yang sesak (I always think it’s cruel to color chicks
that way), suara lagu dari odong-odong, serta anak-anak yang berseliweran
menaiki otopet.
Akhirnya, ada
juga taman seperti ini di Jogja. Taman Denggung memang terletak di Kabupaten
Sleman, tapi masih berada di Propinsi DIY kok.
So,
bagaimana tamannya?
Dari segi kelengkapan instalasi arena bermain, taman ini
tergolong lengkap. Ayunan, jungkat-jungkit, sampai yang berbentuk seperti alat
fitness pun ada. Bangku-bangku taman tebuat dari semen pun tersedia di bawah
teduhnya pohon. Seperti biasa, pasangan yang sedang berpacaran senang duduk di
sini. Itu yang gratis. Yang berbayar ada sewa otopet, inflatable castle,
odong-odong dan sejenisnya yang saya sebut di awal. Di sisi utara Taman
Denggung terdapat pula arena bermain skateboard. Jajanan pun banyak tersedia,
dari sosis sampai es krim. Semuanya murah meriah, tapi tetap pilih yang
higienis ya!
Namun, ada satu hal yang bikin miris: sampah yang berserakan. Emangnya nggak ada tempat sampah? Ada! Sayangnya, pengunjung kurang memiliki hati untuk menjaga taman agar tetap bersih. Masalah klasik di Indonesia ya.
Finally,
kunjungan ini kami tutup dengan naik andong mini seharga Rp 30.000 sekali
jalan. Kami berempat muat naik andong tersebut, beserta satu kusir. Semoga saja
Taman Denggung tetap menjadi oase bagi anak-anak di Sleman meskipun tepat di
seberangnya, proses pembangunan sebuah mall sedang berjalan.