Showing posts with label taman bermain jogja. Show all posts
Showing posts with label taman bermain jogja. Show all posts

Monday, January 29, 2018

Taman Denggung: Alternatif Destinasi Weekend di Sleman


Taman oh taman, mengapa di Jogja Berhati Nyaman ini tidak saya temukan taman yang nyaman? Semenjak kepindahan saya ke Jogja setahun yang lalu, saya masih belum bisa ikhlas menerima bahwa Jogja saya ini telah berubah menjadi “taman hotel”. Dimana-mana ada hotel, bahkan di gang sempit sekalipun. Sementara taman? There’s no such thing called public places here, kecuali sepanjang Jalan Malioboro yang sudah dipercantik itu, yang membuat kita bisa duduk santai dan gratis menikmati orang yang berlalu-lalang. Oya, dan playground Taman Pintar.

Suddenly I missed Taman Suropati, Taman Menteng, dan semua taman ramah anak di Jakarta. Dan masih iri juga sama Bandung yang semakin ramah anak. Kenapa Jogja tidak? Itu pertanyaan yang sampai sekarang masih belum terjawab.

Lalu, sepulang acara keluarga di Kabupaten Magelang minggu kemarin, saya melewati Taman Denggung. I know it’s a public place, but I never had a chance to go there. Lokasinya di persimpangan yang cukup besar di Jalan Raya Jogjakarta-Magelang. Jalan ini biasanya dilewati wisatawan yang ingin ke Candi Borobudur dari arah Jogja.



Alhamdulillah hari itu tidak hujan, dan Aksa yang mendadak minta ke mall pun langsung setuju begitu kami menawarkan Taman Denggung sebagai gantinya. Dari kejauhan memang terlihat warna-warni ayunan dan taman bermain, serta lapangan yang luas layaknya alun-alun. Menggoda iman anak-anak (dan emak-emak yang suka foto).

Kami pun parkir di dekat pintu masuk taman, dekat dengan tiga buah andong yang menunggu penumpang. Aksa langsung kegirangan melihat berbagai macam mobil mini terparkir rapi, anak ayam warna-warni yang bercuit-cuit dari kandang yang sesak (I always think it’s cruel to color chicks that way), suara lagu dari odong-odong, serta anak-anak yang berseliweran menaiki otopet.
Akhirnya, ada juga taman seperti ini di Jogja. Taman Denggung memang terletak di Kabupaten Sleman, tapi masih berada di Propinsi DIY kok. 


So, bagaimana tamannya? 

Dari segi kelengkapan instalasi arena bermain, taman ini tergolong lengkap. Ayunan, jungkat-jungkit, sampai yang berbentuk seperti alat fitness pun ada. Bangku-bangku taman tebuat dari semen pun tersedia di bawah teduhnya pohon. Seperti biasa, pasangan yang sedang berpacaran senang duduk di sini. Itu yang gratis. Yang berbayar ada sewa otopet, inflatable castle, odong-odong dan sejenisnya yang saya sebut di awal. Di sisi utara Taman Denggung terdapat pula arena bermain skateboard. Jajanan pun banyak tersedia, dari sosis sampai es krim. Semuanya murah meriah, tapi tetap pilih yang higienis ya!







Namun, ada satu hal yang bikin miris: sampah yang berserakan. Emangnya nggak ada tempat sampah? Ada! Sayangnya, pengunjung kurang memiliki hati untuk menjaga taman agar tetap bersih. Masalah klasik di Indonesia ya.

Finally, kunjungan ini kami tutup dengan naik andong mini seharga Rp 30.000 sekali jalan. Kami berempat muat naik andong tersebut, beserta satu kusir. Semoga saja Taman Denggung tetap menjadi oase bagi anak-anak di Sleman meskipun tepat di seberangnya, proses pembangunan sebuah mall sedang berjalan.

Sunday, September 10, 2017

Kids Fun Parcs, 11 Tahun Kemudian


Pernah ke Kids Fun Parcs di Jalan Wonosari? Saya sih pernah, tapi duluuu…saat masih kuliah. Tepatnya tahun 2006. Saat itu, Kids Fun merupakan satu-satunya “Dufan mini” yang ada di Jogja. Lokasinya pun nun jauh di Jalan Wonosari.

Sebelas tahun berlalu, Kids Fun ternyata tetap menyenangkan untuk dikunjungi dan tetap sepi, hahaha… Taman bermain yang sepi itu menurut saya suatu karunia, asalkan tetap bersih dan terawat. Kita tidak perlu capek mengantre hanya untuk menaiki satu wahana. Kids Fun termasuk dalam kategori ini. Jenis wahananya pun bertambah, walau ada yang belum berfungsi.


Jet Rider

Santa Fe, seperti Wild Wild West
Siang itu, saya sekeluarga sampai di Kids Fun saat matahari sudah tinggi. Ternyata, harganya di atas ekspektasi kami. Satu orangnya Rp 89.000, dan kami bertiga. Saya pikir harganya sekitar 50 ribuan (emangnya playland di mall). Karena sudah terlanjur sampai sana, kami pun masuk. Rejeki anak sholeh, ternyata ada promo kemerdekaan buy 2 get 1 free..! Aih senangnyaaa… Tiket ini berlaku untuk 23 wahana permainan tetapi tidak termasuk gokart, flying fox, wall climbing, dan rollercoaster.
Aksa pun sempat mencoba beberapa wahana, seperti Jet Rider (kapal mini di lintasan air) dan kereta Santa Fe, namun menolak beberapa wahana seperti Harley Davidson dan apapun yang ia harus mengendarai sendiri. Tampaknya ia sudah tidak sabar bertemu dinosaurus favoritnya, yang akhirnya membuat kami potong kompas langsung ke Jurrasic Park.






Jurrasic Park ini berupa kereta satu lintasan dengan setting taman dinosaurus, tentu saja dengan beberapa patung dino yang besar dan mengeluarkan suara. Untuk jenis kereta dengan taman seperti ini, menurut saya tergolong bagus kualitasnya baik dari segi estetika, properti, dan kebersihannya. Sayangnya, untuk wahana dino ini hanya boleh dinaiki satu kali saja. Tiket kami pun diberi tanda oleh petugas.

Selesai dari Jurrasic Park, kami rehat sejenak. Karena tidak boleh membawa makanan dan minuman (security melakukan cek tas di loket), saya pun membeli popcorn. Alhamdulillah tumbler air minum masih lolos sensor, jadi tidak terlalu boros untuk membeli minum. Di beberapa titik, terdapat tempat untuk membeli makanan dan minuman, serta area untuk sekadar duduk bersantai. Kami pun rehat di area yang disebut terakhir. Furniturnya sih terlihat masih baru, sama seperti bangku melingkar di bawah pohon yang terbuat dari rotan. Bagus deh.



Tidak jauh dari tempat makan tadi, ada ruang P3K yang merangkap nursing room. Seingat saya, dulu tidak ada fasilitas ini (atau mungkin dulu saya belum menyusui ya, jadi nggak ngeh). Kebetulan si dedek haus, saya pun menjajal nursing roomnya. Di dalam ada dua petugas mbak-mbak, dan saya menyusui di salah satu bed pasien yang dibatasi tirai. Ruangannya bersih dan lega. Saya pun bisa menyusui sambil berbaring seperti di rumah.




Keluar dari nursing room, kami pun melanjutkan perjalanan. Sayang sekali, Aksa menolak menaiki 
cukup banyak wahana seperti Old Dream (mobil jaman koboi), kereta ulat, dan Swinger (ayunan yang berputar). Alhamdulillah, Swinger bisa dinaiki orang dewasa sehingga emak-emak yang mendamba ayunan inilah yang akhirnya naik. Senennnggg banget, karena ini wahana favorit saya di Dufan. Saat mau melanjutkan perjalanan ke wahana lain, matahari sudah terik sekali. Wahananya pun tinggal yang untuk orang dewasa. Tepat pada saat itu ada announcement dari petugas kalau akan ada pentas bajak laut. Oke, ga ada salahnya dicoba.

Swinger
Old Dreams

Kami pun kembali ke depan karena panggungnya berada di dekat pintu masuk. Saat kami tiba, pentas sudah mulai dengan penonton anak-anak memenuhi sepertiga ampiteater, sementara orangtua mereka duduk di bangku kafe di bagian atas. Pentasnya, mmm….not bad. Pemerannya memakai kostum ala bajak laut dan kawan-kawan, sementara dialog didubbing. Kalau kesan saya pribadi sih, pemain terlihat jenuh dengan pekerjaannya, hahah.. Bahasa tubuhnya males-malesan dan seadanya. Bahkan sewaktu break dari panggung, ada yang langsung mengecek hp. Kalau nggak salah sih ada beberapa dialog yang kata-katanya agak kurang pas untuk anak saya yang berusia 4 tahun. Secara keseluruhan, cukup memberikan pengalaman baru untuk Aksa dalam menikmati pertunjukan (soalnya belum pernah). Pentas ditutup dengan quiz, yang bisa menjawab boleh maju ke atas panggung dan mendapat hadiah.

Last part, kami masuk ke Magic Castle. Dulu banget, gedung ini isinya mainan koin. Sekarang, Magic Castle berupa area inflatables, semacam playland di mall yang berisi perosotan, trampoline, area panjat memanjat. Walaupun harus membeli kaos kaki dulu di souvenir shopnya, saya merasa sangat puas dengan pelayanan di wahana terakhir ini. Kenapa? Karena orangtua tidak diperkenankan menemani, petugas di sana sangat friendly terhadap anak saya. Dengan pengunjung yang tidak lebih dari lima anak, Aksa didampingi full oleh Mbak-nya. Biasanya, di area seperti ini Aksa hanya jadi observer dan beraninya hanya di area yang masih bisa melihat ortunya. Namun, kali ini ia mencoba hampir semua permainan di Magic Castle, tentu saja bersama dengan Mbak yang ramahnya seperti guru TK, hehe…


Sebenarnya masih ingin menuntaskan mencoba semua wahana, tetapi si dedek kasian…sudah rindu kasur nampaknya. Akhirnya kami pun pulang. Alhamdulillah, weekend di Kids Fun ini menyenangkan dan Aksa menikmati. That’s the most important thing.