Bukan homemade cookies ya, kali ini homemade-nya adalah kebahagiaan. Happiness.
Ibu-ibu,
yang “kantor” utamanya adalah home
alias rumah, pasti sering merasa jenuh, lelah, overwhelmed dengan tugas rumah tangga yang seolah tiada habisnya.
Belum lagi kalau anaknya masih kecil-kecil, with
or without assistant. Semua kesibukan itu membuat kita merasa unhappy. Belum lagi melihat kehidupan
ibu-ibu lain di Instragram yang bisa bikin DIY toys, tiap hari homeschooling
pakai metode Montessori, bikin MPASI yang ciamik, anaknya bisa makan sendiri,
dan tetep cantik,… langsung deh lempar hape..ahahahah…
Kecenderungan
ibu-ibu yang mungkin terbesit rasa unhappy
with their life itulah yang menginspirasi Puty Puar untuk membuat buku
Happiness is Homemade. Saya sendiri belum pernah baca bukunya sampai detik saya
menghadiri acara Book Talk Mbak Puty di Ciao Point, Jogja, 21 April kemarin.
Ternyata bukunya menurut saya bagussss…! Bagus disini saya lihat dari dua segi,
yaitu ilustrasi dan konten. Ilustrasinya imut dengan warna-warna pastel,
kontennya mengena banget karena bisa mencari “celah kebahagiaan” yang terlihat
sederhana.
Dari Book
Talk kemarin, saya mendapat beberapa pencerahan sebagai seorang ibu rumah
tangga yang nyambi jadi freelancer,
jualan buku anak, plus punya mimpi bikin buku sendiri.
Pertama, kita
harus menentukan, apakah hobi yang kita lakukan selama ini akan melangkah ke jenjang komersil atau sebatas hobi saja.
Mbak Puty yang hobi doodling n journaling
ini dulunya seorang geologist di perusahaan
minyak asing. Tahun 2014, ia memutuskan untuk mengkomersilkan kemampuannya
membuat ilustrasi dengan membuat akun Instagram @byputy. Keputusan ini
didasarkan pada komentar teman-temannya bahwa gambarnya memiliki ciri khas.
Saya kurang tahu kapan ia resign,
tetapi finally Mbak Puty berhenti bekerja agar bisa memiliki lebih banyak waktu
untuk keluarga.
Kedua, rejeki bukan hanya nominal. Banyak
pertanyaan tentang bagaimana bisa move on
dari karyawan bergaji dua digit menjadi ibu rumah tangga yang ngurusin harga
daging. Kuncinya adalah resign berdasar keikhlasan. Tidak perlu membandingkan
dengan kalimat “andai saja aku nggak resign, pasti aku…” Bisa saja rekening
kita tidak bertambah isinya, namun tidak ada pengeluaran gaya hidup, jarang
sakit karena kecapekan, anak lebih bagus moodnya. Itu semua rejeki yang bukan
nominal. Termasuk Mbak Puty yang sekarang bisa membuat buku berdasarkan passionnya, saya rasa itu adalah rejeki
dari keputusan resign tadi.
Rejeki bukan cuma nominal kan.. |
Ketiga, manajemen
waktu. Once kita memutuskan untuk
bekerja dari rumah, kita harus siap untuk juggling
dengan cucian, jadwal anak, dan pekerjaan. Langkah pertama agar bisa mengatur
waktu dengan baik adalah menentukan
prioritas. Kalau sudah punya prioritas, kita lebih mudah untuk say no ke hal-hal yang tidak berhubungan
dengan apa yang menjadi target kita.
Kemudian,
jika ternyata usaha kita direspon baik oleh pasar, tentukan ritme kerja kita,
berapa banyak yang bisa kita handle,
begitu juga dengan mengetahui kapan mood kerja kita berada pada kondisi terbaiknya.
Jadi, kalau ada pesanan yang sayang kita tolak tetapi faktanya tidak bisa kita
tangani, kita lebih mudah untuk menolaknya. Apalagi jika kita tidak memiliki
asisten rumah tangga. Atau, tentukan kapan kita siap menerima pesanan tersebut.
Misal, setelah baby kita berusia enam
bulan.
Honestly, I feel so blessed berjodoh dengan acara ini karena
baru H-2 saya tahu infonya. Langsung daftar dan alhamdulillah ada spot, jadwal
dengan suami cocok. Karena belum baca bukunya, saya sempet agak blank nanti
bakal membicarakan apa. Ternyata, banyak banget yang relevan dengan kehidupan
saya… Namun, satu hal yang agak mengagetkan, ternyata mayoritas yang datang
adalah mahasiswi! Wah, ternyata yang butuh happiness
book dengan kemasan unyu adalah juga mbak-mbak ini, hehe…
Setelah saya baca sampai habis, ternyata bukunya tidak spesifik mengisahkan wanita sebagai
ibu kok. Jadi, make sense ya banyak
mahasiswanya, especially jika mereka
hobi doodling.
Playground yang membuat suami lebih mudah jagain anak-anak |
Isi goodie bag, minus gelang rajut imut |
Nilai plus
dari event ini adalah…goodie bag! Ya
ampun, jiwa keremajaan saya membuncah lho melihat notebook, sticker, dan masking
tape…serius! It sparks happiness and
my high school memories… The
unexpected things was, ada playground buat anak. Alhamdulillah banget kalau
ini. Thanks a lot Mbak Puty n tim *kisses*
Semoga
banyak pembaca buku ini yang mendadak happy
dan always be happy, sehappy habis lihat ilustrasi Britney
Spears and dancers nya joget lagu
Sometimes di dek…