Tulisan ini adalah lanjutan dari Memilih Dokter Kandungan (Part 1: Cibubur)
Pada bulan
ke-8, saya mudik ke Jogja karena berencana melahirkan di sana. Setelah
sebelumnya bertanya pada teman-teman sekaligus survey biaya bersalin di Sakina
Idaman, RSKIA Sadewa, dan Happyland, plus brosur JIH, saya memutuskan untuk
memilih dr.Yasmini Fitriyati, SpOG di RSKIA Sadewa. Option awalnya adalah dr.Ova Emilia, SpOG di Happyland. Kebetulan sebelum
menikah dan saat program anak pertama saya sempat periksa ke beliau. Orangnya
lumayan irit bicara tetapi nothing’s
wrong with that selama saya merasa informasi yang disampaikan mampu
menjawab pertanyaan saya. Sayangnya biaya bersalin di Happyland di atas budget
saya, so I had to remove her from the
list.
Seperti
dr.Ova, dr. Yasmini termasuk tidak banyak bicara tetapi entah mengapa saya
merasa cocok. Orangnya terlihat sabar, penampilannya sederhana (malah cenderung
cuek) tetapi komentarnya mencerminkan kalau dokter ini emang pintar.
Kekurangannya cuma satu, kalau datang pasti ngaretnya di atas satu jam.
Padahal, antrean di Sadewa itu menguji iman, haha.. Minimal 2,5 jam sekali antri,
tetapi karena murah dan kualitasnya bagus saya bela-belain di RS ini. Sekali kontrol,
saya menghabiskan paling banyak Rp 180.000 (tahun 2013) sudah termasuk USG dan
vitamin.
Sempat agak syok melihat selisihnya dengan di Permata Cibubur, karena
vitamin yang diberikan ada yang sama persis. Mungkin jasa dokternya yang lebih
murah. Orang Jawa bilang, ono rego ono
rupo. Harga sebanding dengan yang kita dapatkan. Kalau antrinya sih sama
lamanya ya sama dokter kandungan terkenal lainnya, hanya saja kemewahan rumah
sakit, keterjangkauan lokasi, luas bangunan RS, dan kualitas USG yang berbeda.
Sayang
sekali, ketika melahirkan saya tidak didampingi dr.Yasmini karena beliau masih
menangani pasien di JIH. Meskipun ibu saya sudah ngomel-ngomelin suster “kok
dokternya gak dateng-dateng” saya dibantu dengan empat orang bidan yang cukup
sabar. Cuma satu bidan aja yang jutek di Sadewa, itupun saat saya masih bukaan
satu, alhamdulillah. Nah, yang saya sayangkan, dr.Yasmini datang untuk menjahit
setelah dua jam saya melahirkan. Wow banget lho rasanya, haha… Udah dua jam
gitu, jaringan mungkin udah ada yang mengering ya walau dibius. Tampaknya yang menjahit
memang tidakboleh bidan, so I had no
choice. Malah ada RS yang bidannya pun gak boleh bantu ngelahirin tanpa ada
dokternya, jadi seorang kenalan saya sudah mau ngeden disuruh nahan nunggu
dokter..
Hari
keempat pasca lahiran, saya menemui hal ganjil yang cukup bikin sakit di jalan
lahir. Karena darurat, saya periksa ke dokter mana aja. Saya pun akhirnya
bertemu dengan dr.Upik (dr. Supriyatiningsih, M.Kes, SpOG) di Happyland. Beliau juga praktek di
Sadewa. Orangnya sangat ramah dan keibuan, dan sadar branding lho. Beliau memberikan kartu nama yang ada nomor pribadi,
jadi bisa dihubungi langsung. Diagnosis beliau adalah, mulut rahim saya keluar,
dan akan kembali seperti semula seiring dengan berlangsungnya masa nifas.
Ternyata,
keesokan harinya, saya masih merasa kesakitan. Mengikuti feeling, saya pun memutuskan untuk kembali menemui dr.Yasmini.
Karena saya mendadak datangnya, saya tidak mendapat antrean awal, dan kalau
tidak salah beliau harus menangan operasi caesar. So, dengan membawa bayi saya
yang saya taruh di mobil, I waited for
five hours! Jam 11 malam saya bertemu dr.Yasmini dan hanya dengan sekali
cek dalam, beliau mengetahui bahwa itu bukan mulut rahim yang keluar tetapi
darah kotor sisa plasenta yang belum bersih sehingga harus dikuret.
Malam itu
juga saya harus rawat inap karena esok pagi adalah jadwal kuretnya. Menurut beliau, kondisi
rahim saya tidak rata sehingga ada tempat buat “ngumpet” sisa plasenta.
Wallahua’lam. Akhirnya saya dikuret oleh dr.Yasmini dan sekian episode
pertemuan saya dengan beliau karena saya kontrol jahitan pasca kuret dengan
dr.Ariesta di Sadewa (dr.Yasmini sedang cuti).
Semoga pengalaman
saya bisa sedikit memberi gambaran para ibu hamil yang sedang mencari dokter
kandungan ya J