Kangen
Ngajar, tulis seorang teman di status Whatsappnya.
Kebetulan,
hari ini adalah Hari Guru. Di grup Whatsapp keluarga saya pun Tante saya yang
guru SMP menerima ucapan selamat, begitu juga para educators di sekolah anak saya. Saya? Enggak lah, kan current statusnya bukan guru. Tapi,
ungkapan “Kangen Ngajar” itu tadi sempat melintas di benak saya. Salah satu
penyebabnya adalah pertanyaan guru kelas Aksa saat saya berkonsultasi tentang
perkembangannya di sekolah.
“Ibu nggak
kangen ngajar emangnya? Apa masih seneng nemenin Dedek?”
Jawabnya,
kangen juga sih.. Walaupun tidak akut. Yang paling bikin kangen itu kalau
melihat printables yang disediakan
oleh beberapa mama di website mereka, kemudian pinterest tentang art and craft, juga postingan mantan rekan-rekan
kerja di sekolah alam dulu. Kangen bikin worksheet,
browsing ide display kelas, lembur
bikin dekorasi pentas, dan lunch sama partner sambil ngegosipin murid-murid
balita yang tingkahnya bikin gemes ituuu..
Sejauh ini
, saya masih menikmati menemani Kakak dan Dedek di rumah, dan sedang jatuh
cinta lagi dengan si bungsu. Meninggalkannya di tangan orang lain seperti tidak
worth it.. Bukan masalah berapa
gajinya, tetapi sisi perfeksionis saya yang mengharap saya menjadi saksi atas semua
“first time” anak saya. But I’m looking
forward to teaching again. Mungkin setahun lagi kalau memang ada rejekinya.
Kenapa enggak mengajar anak sendiri di rumah? Lumayan
kan bisa mengobati kerinduan mengajar..
Beda, Bung..
Sama anak sendiri tipis sabarnya, hahah..Belum lagi urusan domestik menjadi the
biggest distraction. Kalau mendidik, itu sudah otomatis kan ya.. Mengajari doa,
lagu, kebiasaan, kemandirian, itu juga bagian dari keseharian.
Eh, iya
juga ya. Kok saya baru nyadar dengan kalimat di atas. Sebenarnya saya tetap
menjadi guru tapi khusus buat anak-anak saya. Guru bernama orangtua.
So glad I wrote this, karena ternyata saya tidak perlu
takut kehilangan skill saya sebagai guru karena tiap hari saya mengasahnya. Kecuali
bagian kesabaran ya, itu diasah, ditempa, diapain juga masih harus extra effort biar tetap pada level yang
aman bagi psikis anak. #jujur
Jadi, masih
kangen ngajar? Masih lah..
PS: Baru sadar, ini satu-satunya post saya yang sesuai dengan judul blog saya, at least setahun terakhir. I should've written more about teaching, or I should change the title of my blog.
Saya penasaran ni..akhirnya sekolah yg dipilih buat putranyadimana ya...penasaran banget ma al wahdah juga..karena deket banget ma sayA
ReplyDelete