Salah satu
kunci kebahagiaan saya ketika menulis adalah ketika jemari tangan bisa menari
di atas keyboard sesuai dengan perintah otak, tanpa hambatan berarti. Selesai menulis,
yang ada adalah perasaan lega dan puas. Lega karena apa yang selama ini
tersimpan di otak akhirnya tertuang. Puas karena pikiran saya masih bisa
menghasilkan sebuah karya. Sampai detik ini, sejak saya gemar menulis di blog
pada tahun 2013, baru kali ini saya mengalami writer’s block.
Bagi yang
belum tahu apa itu writer’s block, Wikipedia mengartikannya sebagai a condition,
primarily associated with writing, in which an author loses the ability to
produce new work, or experiences a creative slowdown.
Ciri-ciri
yang saya alami:
1. Susah menemukan kalimat pertama,
padahal ide sudah ada di kepala. Kalimat pertama buat saya adalah kuncinya.
2. Sudah menulis satu sampai dua paragraf,
kemudian bingung bagaimana menyambungnya dengan ide lain yang ingin saya
tuliskan.
3. Sudah menulis beberapa paragraf, and thought it wasn’t good enough. It won’t
be a good writing.
Mengapa oh
mengapa…
Sudah
hampir sebulan saya merasa macet. Bukan karena tidak ada ide.. Malah sebaliknya,
ide yang ada banyaaaaak sekali. Ada yang saya tulis di bank khusus ide, ada
yang di notes hp, ada yang masih di otak…
Setelah
melalui perenungan yang cukup panjang, I
think I know why.
Terlalu
banyak ide yang ingin ditulis, namun tidak tersalurkan dengan kecepatan yang
memadai. Sehingga, ia menumpuk dan menyebabkan sumbatan. Ketika menulis ide
pertama, anak bangun. Tulisan pun harus ditunda. When I got a chance to continue…
(wait, he woke up. Brb.)
…I had to start from the beginning. Maksudnya, saya harus membaca lagi
dari awal paragraf kemudian melanjutkannya. The
problem is, belum tentu setelah membaca ulang kita tahu apa yang harus
ditulis agar tulisan itu mengalir. Sekedar melanjutkan menulis itu bisa, namun
melanjutkannya agar tetap enak dibaca butuh mood dan memori tersendiri.
Seperti tulisan
ini. Saya menulis bagian pembuka dua hari yang lalu, kemudian dilanjutkan
kemarin, dan hari ini. Saya sudah berjanji akan menyelesaikan tulisan writer’s block ini hari ini. Karena ini
tulisan curhat, saya tidak punya beban untuk membuatnya harus ciamik dan
sejenisnya.
Tapi, saya harap saya bisa mengeksekusi ide tulisan yang sudah menumpuk satu demi satu hingga
tercapai kembali kepuasan menulis seperti biasanya.
Kehilangan kelancaran
menuangkan kata-kata dalam tulisan is
like losing your magic, you know.
Semoga Desember nanti saya bisa menulis seperti semula. Aamiin.
0 komentar:
Post a Comment