Siapa yang
tak tahu Shopee? Salah satu platform belanja online ini identik dengan jargon
Gratis Ongkir. Karena adik saya termasuk doyan belanja online (pakai kata
banget), saya pun akhirnya mengenal Shopee darinya. Baru kemudian setelah saya
kembali aktif berjualan buku anak impor, saya membuat aku Shopee untuk
berjualan, selain Tokopedia dan tentu saja Instagram. Ternyata, di Shopee cukup
mudah cara belajarnya karena banyak panduannya. Tapi tetap saja, saya tidak
telaten belajar fiturnya satu persatu. Saya merasa faktor usia cukup
berpengaruh disini, juga faktor niat, haha..
Seminggu yang lalu, mendadak ada email dari Shopee yang menawarkan partisipasi untuk mengikuti Beginner Class by Kampus Shopee. Isinya, belajar Shopee dari nol, plus ilmu seputar online marketing, yeay!! Pas banget ya. Sayangnya, support system saya mendadak tidak available semua untuk menjaga si bungsu. Kali ini, saya tak mau menyerah dengan keadaan. I had to come. Bismillah, saya bulatkan tekad untuk mengajak bayi 10 bulan ini serta dengan segala resikonya.
Pagi itu, kami berdua naik Go Car ke hotel HOM
Platinum Gowongan. Sampai di sana, masih belum banyak yang datang. Panitia pun
hanya terdiri dari tiga orang pria. Peserta juga ternyata dibatasi hanya untuk
50 orang saja. I was lucky then.
Setengah jam menunggu, peserta dipersilakan untuk coffee break, kemudian acara pun dimulai.
James, yang menjelaskan materi dengan super cepat |
Ternyata,
panitia yang hanya tiga orang tadi adalah juga MC, pembicara, juga ketua Kampus
Shopee cabang Jogja. Efisiensi but it
worked. Icat, yang berperan sebagai MC, kalau tidak salah adalah city manager Shopee di Balikpapan.
Sementara James, yang menyampaikan materi, adalah perwakilan Shopee yang
menangani Community, di bawah Marketing Department. They’re
both young and energetic, benar-benar cerminan generasi millenials yang
aktif dan berprestasi.
(ini sudah
empat paragraf tapi gak kunjung turun ke materi hhhhh..)
Trus, apa
poin-poin penting yang saya dapat? Berikut fotonya.
Karena ini
adalah kelas untuk pemula, maka pengenalan fitur Shopee pun mulai dari basic banget. Termasuk yang sifatnya
mendasar, seperti kenapa harus jualan pake Shopee. Kalau saya sih karena ada
promo gratis ongkirnya –that I thought attract
more buyers- walaupun ternyata sebagai seller ada benefit yang lebih dari itu, yaitu:
- Bebas komisi
- Fiturnya user friendly
- Ada garansi Shopee
- Ada fasilitas Seller Center
Nah, poin
terakhir itu yang saya suka. Kalo kita mengalami kebingungan, langsung kontak
Seller Center aja. Saya pernah gagal beberapa kali mengupload foto KTP, hanya
dalam beberapa hari masalah kelar. Seller Center member beberapa opsi solusi
dan akhirnnya solusi terakhir berhasil. So, sewaktu kemarin saya terpaksa
keluar ruangan karena anak saya rewel, saya nggak terlalu masalah karena when I have questions, I can just ask
Seller Center.
Selain
basic info tentang Shopee, peserta juga mendapat ilmu tentang marketing seperti
tahap psikologi pembeli, tips fotografi produk, dan copywriting. Ternyata, walau modelnya marketplace, yang menurut
saya orang cari harga termurah, copywriting
tidak boleh asal-asalan. Kalau foto produk jelas lah ya harus bagus, detil,
riil. Kalau perlu, beli mini studio light box untuk pemotretan,
atau bikin sendiri. Kemarin, secara singkat, peserta ditunjukkan cara membuat
DIY light box dari kardus. Ternyata tidak susah, lho!
Nah, balik
ke poin copywriting, ternyata banyak
hal yang saya kira wajar namun ternyata itu harus dihindari. Misalnya:
- Galak ke customer. Pernah baca tulisan “kami tidak menerima complain, BE A SMART BUYER” atau malah yang lebih pedes lagi? Nah, itu contoh bentuk “galak” ke konsumen. Kita bisa memilih kalimat yang lebih netral atau bahkan lebih ramah kan..
- Fokus pada diri sendiri alias tidak melihat ke toko sebelah.
- Kalimat tidak sesuai segmen. Misalnya, kalau calon pembeli kita adalah ibu-ibu, sebaiknya jangan pakai kata sapa “Gan” J
- Membosankan. Misalnya, caption sama untuk semua produk. Ini juga menjelaskan poin nomor dua, dimana kita memang sebaiknya melihat kompetitor kita untuk bisa melihat kualitas caption kita, apakah sudah menarik atau belum.
Lalu,
pernah lihat FLASH SALE ketika membuka Shopee? Murah banget kan harganya? Beberapa
seller yang ikut kelas kemarin sempat bertanya bagaimana caranya bisa bergabung
dalam promo Flash Sale. Ternyata, promo tersebut adalah program ujicoba Shopee
dan sejauh ini seller dipilih secara internal. Dan…biasanya Flash Sale itu
bikin rugi (ya iyalah murahnya keterlaluan) karena tujuannya adalah menaikkan
popularitas toko yang bersangkutan. Meskipun dipilih secara internal, tetap
saja ada syaratnya, yaitu stok barang banyak alias diatas 100 dan siap melayani
pembelian ketika order datang. Bayangin aja kalau punya stok 100, tanpa
pegawai, kirim ke 100 alamat berbeda, belum kalau barangnya ada pilihan
warnanya. Zzzz…
Sesi tanya jawab, jadi ajang curhat seller |
Cukup jelas
ya, dunia perShopee-an ternyata seperti ini.. Seru dan menantang, khususnya
saya sebagai pemain baru (dan pembeli lama :p). Enggak sabar rasanya untuk
mengupdate stok buku di Shopee dan menerapkan semua ilmu di atas. Besok ya,
tahun 2018.
Iya, itu satu jam lagi.
0 komentar:
Post a Comment