Awal April 2018, alhamdulillah cita-cita saya untuk mengunjungi Big Bad Wolf Books Jakarta
kesampaian. Finally!
Setelah
sebelumnya saya terpaksa menggunakan jasa titip alias jastip (baca post ini), kini saya leluasa
memilih buku sesuai selera sekaligus menjajal peruntungan menjadi jastip.
Karena sudah memiliki online bookshop bernama Ozbooks, proses mencari customer
pun menjadi lebih mudah meskipun followersnya tidak terlalu banyak. Selain itu,
promosi juga saya lakukan melalui status Whatsapp. Intinya, sebisanya lah.
Hari
pertama dibuka (bukan preview sale
tapi ya), I was super duper excited!
Begitu masuk venue di ICE BSD,
rasanya senang luarrr biasa. Sekaligus takjub. Betul pemirsah, bukunya buanyak
banget dan itu nggak akan puas kalau cuma sekali datang. Saya bawa dua anak
kesana, umur 1,5 tahun dan 5 tahun. Sendiri. Suami memang tidak ikut ke
Jakarta, tapi adik saya ada kok buat bantu-bantu, walau dia punya batita juga.
Hari pertama saya cus duluan karena udah nggak sabar, hehe.. Adik dan keluarga
menyusul beberapa jam kemudian.
Niat awal
adalah, saya belanja buku dengan budget sejuta. Buku pilihan saya sendiri yang
kira-kira banyak peminatnya. Saya nggak live shopping karena nggak ada timnya,
belum lagi sambil momong bocah. Yang saya bersyukur campur kaget adalah…ternyata
buku-buku yang 30ribuan dan boardbook itu BANYAK. Berarti kemarin selera jastip
saya aja yang nggak match sama saya. Saya
memang fokus ke boardbook murah karena saya memang suka yang murah hehe.. Saya
ambil yang 50ribuan beberapa, tapi yang 75ribuan enggak.
Sekitar
tiga jam saya belanja, nurutin jam ASI yang kecil. Antri kasir nggak banyak
karena kasirnya banyak banget. BBW kali ini menurut saya tertib dan rapi.
Alhamdulillah nggak ada kasus buku terinjak terserak seperti yang rame di sosmed
pada BBW sebelumnya. Sambil antri sambil upload di status Whatsapp, siapa tahu
temen-temen ada yang mau.
Sampai
rumah (rumah adik hanya 5 menit dari lokasi atau sekitar 12ribu naik GoCar),
saya langsung foto dan upload buku. Guess what, langsung sold out! Duit balik dong.. Hari
berikutnya, saya belanja lagi sendiri dan pagi-pagi biar nggak antri, si kecil
saya titipin Mama. Kali ini, saya terima titipan customer yang chat via DM dan WA, plus beli lagi sesuai prediksi
saya.
Yang seru
adalah, ketika kita harus mencari buku titipan atau mencari lagi buku yang
kemarin kita pengen. Itu harus mengandalkan memori banget banget. So, hari
berikutnya saya foto nomor meja dengan buku di bawahnya, jaga-jaga kalau ada
yang nitip lagi. Hari-hari berikutnya? Udah hampir apal, hahah… Kadang udah
apal pun masih ngubek satu demi satu, especially di section buku yang batal di
beli (lokasi di ujung menjelang kasir), juga di bagian boardbook yang udah
campur baur di tepi hall. Kalau teliti, buku-buku best seller yang sold out ada
yang ngumpet disini lho!
Yang aneh,
ada buku yang muncul di akun resmi BBW tapi tak Nampak batang hidungnya
sekalipun di hall. Padahal, teman seorang customer ada yang dapet dari
jastipnya. Nah, ini yang namanya permainan jastip gede dan BBW. Langsung borong.
I don’t mind, karena ga semua buku,
walo yang kadang bikin sebel karena buku itu limited and murah.
Nah, hingga
saat kepulangan ke Jogja, kalau ga salah saya empat or lima kali belanja.
Apakah semua sold? Enggak. Ada yang masih nangkring di box sampe sekarang.
Apakah
balik modal? Ya enggaklah, hahah…Secara saya dari Jogja, ada tiket dan
akomodasi yang harus dibayar. Kalau ngitung jastip yang per buku 5000 udah ga
nutup lah ya, but I did it for pleasure.
For the sake of my hobby and passion. Kalau jastip gede jelas untung, tapi
ga tau juga sih. Rempong lho ngurusin customer segambreng di grup LINE or
Whatsapp. Belum yang batal, yang cancel, yang bla bla bla.. Tapi mereka timnya
ada kan, so they’re ready for that.
Yang paling
ngrepotin selama jadi jastip apa? Paling customer yang pengen pake Shopee sih.
Barang kalau di Shopee kan harus ada data yang diisi ya. Kebetulan di rumah
adik ga ada timbangan kue. Jadi pakai asas kira-kira aja. Terus, kalau customer
minta Shopee tapi pecah paket. Maksudnya, kalau total transaksi dia di atas dua
kilo sementara subsidi Shopee hanya maksimal 20ribu. Biasanya, customer minta
bukunya dibagi dalam beberapa paket yang bisa dia tebus. Jadi saya harus bisa mix and match sekian buku biar semuanya
dapet subsidi ongkir dari Shopee. Repot sih, tapi kalo customer puas itu
capeknya menguapppp, hahah…
Nganter
barang ke ekspedisi tiap hari juga jadi PR. Kenapa, karena saya ga pengen customer
nunggu sekian purnama hingga buku sampai ke tangan. Itulah kelebihan jastip
kecil. Saya memposisikan diri seperti seorang customer. Packing yang penting
tebel, biar boardbook gak cacat. Ga perlu cantik or diketik, yang penting
cepet. Kalo nggak pas BBW sih wajib bubble wrap n bungkus rapi, walo nggak
selalu diketik.
So, minat
lagi ngejastip tahun 2019 ini? Pengen lahh, tapi sayang di Jakarta lagi.
Kecuali suami ngajak liburan ke sana, mending saya titip adik aja deh. Sayang
uangnya hehe…
0 komentar:
Post a Comment