The day of
going back to my hometown a.k.a mudik
is approaching. My husband said this morning that he couldn’t wait to meet his
parents. Don’t worry Yah, time flies, even in Ramadhan + holiday like now. It’s
almost a week fasting! So fast, uh?
Saturday, June 27, 2015
EF #23: Mudik Preparation
Posted by bukenip on 6:40 PM with 4 comments
Posted in English Friday, travel
Friday, June 26, 2015
EF #24: Eggplant Stir Fry Recipe
Posted by bukenip on 7:25 PM with 4 comments
The difference between this ramadhan and the last is I don’t
cook that much. My son takes most of my time and I just don’t have that much
time to cook. So, I was a bit confused what to write in this challenge since
the menu during the regular month and ramadhan is the same. There’s only one
thing my husband asks that he didn’t ask on regular days: hot tea. I can’t
write this tea recipe, right?
Monday, June 22, 2015
EF #21: EcoHoliday Under 100K at Kuntum Farm Field
Posted by bukenip on 1:27 AM with No comments
Nowadays, back to the village is becoming a trend. What i
meant with “village” is a place where we can experience a life like in a
village: planting, feeding farm animals, or even ploughing..! These kinds of
activities were easily found in our grandparents daily life (maybe). As our
country gets more modern, more people move to the city and those activities in
the nature lose their charm.
Posted in go green, green park, kuntum farmfield, travel, weekend, wisata anak, wisata bogor
Wednesday, June 17, 2015
Tidur Nyenyak, Tanpa Nyamuk
Posted by bukenip on 9:20 PM with No comments
Ada satu hal yang saya sukai dari musim hujan, yaitu udara
dingin saat tidur malam. Maklum, kamar saya tidak ada AC-nya. Selain kamar
menjadi “seperti ber-AC”, nyamuk juga enggak mampir ke kamar. Kebetulan, kamar
tempat saya, suami, dan anak saya tidur jendelanya tidak bisa tertutup
sempurna. Sepertinya masalah kualitas kayu dan pemuaian, sehingga ada celah
yang sebetulnya kecil namun cukup untuk nyamuk menyelinap masuk. Bisa ditebak,
kalau musim hujan berlalu, saya pun menjadi mosquito hunter.
Masalahnya sekarang, musim hujan dan kemarau itu tidak jelas
kapan mulainya. Sampai hari ini, di tempat tinggal saya masih saja hujan setidaknya
sekali dalam seminggu. Sisanya, hawa panas. Kalau musim tidak jelas seperti
ini, malam hari bisa diduga hawanya gerah luar biasa. Kalau pintu kamar saya
buka, nyamuk masuk. Kalau saya tutup, nyamuk masih masuk juga..! Memang sih,
tidak sebanyak kalau pintu dibuka, tetapi sudah saya nyalakan standing fan pun,
nyamuk masih berkeliaran juga.
Sempat pusing, itu jelas. Kalau kita orang dewasa, biasanya
gigitan nyamuk bisa membuat terbangun. Kita tepuk, nyamuk mati. Eh, tapi suami
saya sih tetap saja tidur walau digigit tiga nyamuk dalam waktu bersamaan,
hehe... Yang enggak tega adalah kalau Aksa yang digigit nyamuk. Mungkin karena
masih anak-anak kali ya (umurnya hampir 2 tahun) jadi tidur-tidur aja walau
digigit nyamuk. Begitu kerasa gatel, a.k.a setelah nyamuknya puas dan kenyang,
baru deh Aksa rewel. Setahu saya, dia belum bisa refleks menggaruk, tetapi
biasanya badannya bergerak kesana kemari sambil merengek dan menyentuh beberapa
bagian tubuhnya. Itu bisa terjadi lebih dari tiga kali semalam.
Obat nyamuk? Jelas sudah saya pakai. Pertama pakai yang
spray, disemprot setengah jam sebelum kamar dipakai tidur. Kalau nyamuk lagi low season sih bisa bertahan sampai
tengah malam saja. Setelah itu ya sudah hilang efeknya, apalagi jendela saya
menyediakan shortcut buat para nyamuk untuk masuk. Gorden udah enggak mempan
menghalangi celah jendela. Kalau lagi peak
season, saya bisa hopeless, obat
nyamuk spray enggak mempan. Saya bisa terbangun berkali-kali hanya untuk
berburu nyamuk. Sedih plus gemes rasanya, kalau kita keluar kamar dan kembali sejam
kemudian melihat nyamuk yang sudah gendut-gendut sedang enak-enak “nangkring”
di dahi anak saya.
Terlihatkah dua nyamuk gendut di tepi rambut pelipis dan tangan kiri Aksa? |
Sebelum obat nyamuk semprot, saya juga pernah pakai obat
nyamuk bakar. Kekurangannya memang bau asap dan tidak aman. Saya takut saja
kalau anak bangun lebih dulu daripada saya dan mainan obat nyamuk. Tingkat efektifitasnya
juga masih kalah sama tipe spray. Kalau yang spray, anak saya suka memaksa
masuk kamar ketika aromanya belum memudar, sehingga saya kuatir zat kimia
tersebut berefek tidak baik bagi pernapasannya.
Akhirnya saya coba Baygon Liquid Elektrik. Seperti anjuran
di boks, saya nyalakan 30 menit sebelum jam tidur. Ketika masuk kamar, yang saya
suka adalah aromanya: hanya tercium ketika kita dekat dengan alatnya. Saat di
kasur, saya sudah tidak bisa menciumnya karena baunya cukup lembut. Tombol pengatur
saya set di tanda “+” karena nyamuknya termasuk banyak. Alhamdulillah, sejak
saya pakai tiga minggu lalu, tidak ada lagi adegan berburu nyamuk di badan anak
ataupun membersihkan sprei dari noda darah nyamuk gendut. Kalaupun Aksa
terbangun, hanya sebatas minta ASI dan kemudian tidur lagi. Yeayyy..!
Tidur nyenyak, tanpa nyamuk. Background: Baygon Liquid Elektrik tertancap manis :) |
That’s why it took me
a while to post this, soalnya saya hanya memastikan Baygon Liquid Elektrik
benar-benar perlindungan anti nyamuk yang tepat untuk kamar anak. Saya rasa
tiga minggu sudah cukup untuk mengetes keampuhan obat nyamuk ini, apalagi hujan
dan panas datang silih berganti dalam kurun waktu tersebut. Saya tidak lagi
kuatir soal bau menyengat obat nyamuk, karena selain aromanya tidak keras,
Baygon Liquid Elektrik juga tanpa asap dan tanpa repot. Saya tinggal tancapkan
saja, selesai. Kadang, tengah malam saya lepas dan saya nyalakan fan karena
hanya ada satu colokan di kamar. Alhamdulillah (lagi), walau sudah saya lepas,
tidur saya dan anak tetap tanpa nyamuk sampai pagi.
For me, it is
reccommended. Harganya juga terjangkau, di bawah Rp 20.000 dan bisa dipakai
hingga 45 hari. Baygon Liquid Elektrik saya malah masih tiga per empat isi,
irit yah.. Sekarang, tugas membuat anak tidur nyenyak tanpa nyamuk sudah
selesai. PR berikutnya adalah, membuat anak tidur nyenyak tanpa...ASI! *langsunggalau*
This post is a part of #TUMBaygonBlogCompetition
Posted in BAYGON, Bebas Nyamuk, Perlindungan anti nyamuk anak, The Urban Mama
Sunday, June 14, 2015
Review: Arch Hotel Bogor by Horison
Posted by bukenip on 4:49 PM with 5 comments
To be honest, saya belum pernah spending weekend dengan cara menginap di hotel. Pertama sih mikir,
sayang duitnya hehe..dan takut kurang seru aja kalo cuma di hotel sehari
semalem. Entah kenapa, bulan lalu keinginan untuk nge-hotel tiba-tiba muncul.
Pikir saya, sekali-sekali lah ya.. Setelah suami menyetujui, saya pun mulai
survey hotel di Kota Bogor. Selama ini kalau weekend ke Jakarta terus, padahal
saya tinggal di Kabupaten Bogor.
Akhirnya,
saya berkunjung ke situs pesan tiket favorit, Traveloka. Saya pun memimilih
beberapa hotel yang sesuai budget. Karena bingung, saya survey terlalu lama.
Saya google hotel-hotel pilihan, termasuk membandingkan harga juga dengan
website sejenis, seperti Expedia, Agoda, dan Pegipegi. Ketika akhirnya saya
memilih Padjajaran Suites Hotel yang dekat dengan Jungle Land, kamarnya sudah
tidak available lagi. Hiks.. Ada sih
di website lain, hanya saja lebih mahal jatuhnya.
Tidak ada
pilihan lain, saya pun lari ke pilihan kedua, Arch Hotel. Saya tidak pesan
melalui Traveloka karena sudah sold
juga. Akhirnya di pegipegi.com dapat juga walaupun harga yang semula 520
menjadi 540. Tak apalah, hanya selisih sedikit. Bedanya Traveloka dan Pegipegi
adalah, di Traveloka harga yang tercantum adalah harga asli, tidak ada tambahan
apa-apa lagi. Sementara di Pegipegi, harga yang tercantum masih belum ditambah
pajak.
Pada hari
Sabtu long weekend kemarin pun kami meluncur ke Arch Hotel. Kami sempat mampir
Kebun Raya Bogor sebentar, biar sejuknya hotel lebih kerasa habis panas-panasan
di KRB, haha.. Sampai di sana saya sudah pesan ke suami kalau menurut review,
parkirannya sempit. Memang sih..saya parkir di basement yang hanya muat kurang
dari 10 mobil mungkin…saya pun parkir di tanjakan keluar basement.
Sampai di
lobi, saya langsung disambut pemandangan kolam renang dari jendela kaca. Okay, that means I will not swim.
Langsung agak kecewa… Saya enggak nyaman renang dengan pemandangan yang sangat
terbuka, dimana semua yang di lobi bisa melihat kita. Ya sudah, yang penting
anak saya bisa berenang :)
Proses di
lobi tidak lama, hanya antre sebentar karena ada rombongan tamu yang komplain
ke resepsionis satunya (total ada dua resepsionis). Belum jam dua, kami sudah
bisa check in ke kamar di lantai
enam.
Kami pesan
kamar deluxe twin room, include
breakfast. Sampai di kamar alhamdulillah cukup sesuai dengan harapan. Kamarnya
bersih, dengan lantai parket, tidak sesempit budget hotel pada umumnya. Anak
saya pun bisa bermain dengan leluasa dan saya juga enggak pusing kalau ada yang
tumpah atau makanan dilepeh ke lantai, karena tinggal di lap saja.
Karena
gagal mendapatkan double bed, akhirnya suami saya pun menggeser dua kasur
menjadi satu, dan memindahkan meja telepon ke dekat jendela. Sampai sebelum
magrib, kami tidak perlu menyalakan lampu kamar karena jendela kami menghadap
ke utara dan sinar matahari lebih dari menyilaukan untuk sekadar menerangi
kamar kami.
Setelah
solat dan bersantai di kamar sejenak sembari menonton pertandingan badminton di
TV, kami turun untuk berenang. Ternyata, di kolam yang tidak begitu besar
tersebut sudah cukup ramai oleh tamu lain yang rata-rata keluarga. Walaupun
satu pool, tingkat kedalaman dibagi dua, seperempatnya untuk anak dan sisanya
untuk dewasa. Ada bola plastik besar dan sebuah ban berukuran dewasa yang
disediakan pihak hotel, lumayanlah bagi yang tidak membawa mainan. Saya sempat
meminta handuk berenang karena handuk yang disediakan di meja hotel habis.
Hanya tersedia tiga atau empat meja saja, sehingga agak sedikit berebut dengan
yang lain.
Selesai berenang, kami sempat kembali ke kamar, menemani anak bermain di kamar dan menonton TV. Menjelang malam, lampu kami nyalakan dan ternyata kurang terang untuk ukuran saya. Cukup temaram dibandingkan beberapa hotel yang pernah saya kunjungi. That’s fine, kami tetap dapat tidur nyenyak.
Paginya,
kami sarapan pagi di restoran.. Ternyata kami yang pertama datang,haha.. Masih
jam setengah tujuh kalau tidak salah. Restorannya di lantai dua dan kami
memilih untuk duduk di sebelah jendela yang menghadap swimming pool. Walaupun anak
saya sibuk ngelihat ke kolam dan minta berenang tetapi lebih mudah menyuapinya
ketika mulai susah makan.
Alhamdulillah,
menurut saya menu yang ditawarkan tergolong banyak dan rasanya enak untuk
standar saya. Dengan bentuk buffet, saya bisa icip-icip banyak makanan walau
yang diambil itu-itu lagi sih, hehe.. Saya pilih kentang goreng yang dibentuk
bulat, sosis, dan salad sementara suami yang lidahnya Indonesia banget memilih
nasi pecel (atau gudeg ya? Saya udah lupa). Bubur dan soto betawi juga ada,
yang enggak ada adalah…sliced cake :p
Ada mini croissant sih sebagai
pengobat kekecewaan, ada egg station juga
(yeayyy!). Oya, ini menu yang bikin saya kurang minum air putih: jamu beras
kencur! Ga nyangka ada jamu dan rasanya membuat saya serasa di Jogja (soalnya jamu
gendong di tempat tinggal saya manis banget, kebanyakan gula jawanya).
Setelah
kenyang, saya “terpaksa” balik ke kamar soalnya enggak enak sama yang baru
dateng dan tidak mendapat tempat duduk. Kebetulan tamunya lagi banyak kali ya,
padahal otak masih craving for something
sweet (tapi perut udah said stop),
maklum ibu menyusui :D
Setelah
sarapan, kami hanya di kamar saja. Pertimbangannya, selain enggak tau jalan di
Bogor, takut nyasar dan terjebak macet. Padahal, tujuan weekend kali ini adalah
beristirahat saja di hotel. So, sampai check
out kami stay di kamar aja,
ngobrol, nonton TV, main bareng anak, dan bobok siang.
Kesimpulannya,
we really enjoyed our weekend! Buat
hotel under 500k, reccommended. Jadi pengen hunting
voucher hotel lagi nih, hehe..
Saturday, June 13, 2015
EF #22: A Failed Trip to Kebun Raya Bogor
Posted by bukenip on 10:17 AM with 6 comments
Being a
mother makes me want to visit as many parks as possible. Of course, I want my
son to experience playing in the parks more than he does at malls. So, last
month we went to Kebun Raya Bogor. It wasn’t a well planned one since our main
destination was staying in a hotel. If we went to Bogor before check-in time,
which was at 2 pm, we would definitely be trapped in a traffic jam. So, before
10 am we left for Bogor already and that means we had more than 3 hours to
spend somewhere. Then, Kebun Raya Bogor was our choice.
Posted in English Friday
Tuesday, June 2, 2015
Sabtu Bersama Bapak: Lessons Learned
Posted by bukenip on 11:30 PM with 6 comments
Setiap kali selesai membaca buku bagus, pasti saya pengen
review tulisannya di blog. Entah mengapa, selalu saja tidak kesampaian. Kali
ini, saya paksain bikin ala-ala review (karena saya belum pernah bikin review
buku) berbentuk poin-poin aja so it’s
easier to remember.
Posted in book review
Monday, June 1, 2015
If I were a BEC's admin..
Posted by bukenip on 1:49 PM with 6 comments
..I would separate grammar sessions for beginners and
advanced members. For beginners, the session is in Bahasa Indonesia. Joining a
conversation in English where all members speak fluently can be intimidating
for beginners. So, give a room for members to ask basic-repeated-silly
questions J
Posted in English Friday
Subscribe to:
Posts (Atom)