I never thought that finding a word for this EF challenge
would take more than a week! Sunday I got the word, then Wednesday I found more
suitable word for 2016, and the end of the week I changed again, ahh..maybe my
word for this year should be DECIDE :D
Friday, January 22, 2016
Saturday, January 16, 2016
Ada Mini Zoo di Katoomba!
Posted by bukenip on 4:14 PM with 4 comments
Sebagai warga Jakarta coret, saya gemar mencari tempat
weekend yang hijau, seperti taman dan destinasi wisata ramah anak. Tiga tahun
tinggal di Kabupaten Bogor, saya baru sadar ada green park yang worth visit, hanya 5 menit dari rumah.
Duh, kemana aja ya saya?
Sebetulnya sudah lama saya mendengar tentang Katoomba,
tetapi hanya sebagai kolam renang saja. Plang-nya cukup besar di tepi jalan,
tetapi karena lokasinya masuk ke gang kecil saya jadi underestimate. Sempat
lihat juga foto DP tetangga saat berenang di sana, dan saya makin mantap tidak
tertarik kesana, haha..
One day, arisan RT
diadakan disana, sekaligus penutupan arisan periode ini. Pas suami juga sedang
libur, saya ajak anak dan suami untuk berenang. Maksudnya, saya arisan
sementara anak dan suami berenang (curang ya). Sampai di sana, ternyata
tempatnya bagus. Dari depan memang terlihat sempit, gerbangnya pun biasa saja,
hanya ada pos satpam yang ternyata merupakan loket pembelian karcis.
Playground yang bersih (termasuk bersih dari orang, haha) |
Ketika memasuki area Katoomba, ternyata tempatnya asri,
banyak taman dan mainan untuk anak seperti ayunan dan perosotan. Kolam renang
menempati area sebelah kanan, sementara taman dan gazebo di sebelah kiri.
Karena arisan belum dimulai, kami bertiga pun jalan berkeliling. Aksa senang
sekali. Selain bisa main perosotan, ia juga bisa melihat patung berbagai hewan
berukuran besar. Di ujung belakang Katoomba, ada restoran yang berada di atas
sebuah kolam, begitu juga di tepi kolam renang. Tempat ini ternyata juga
menyasar aktivitas meeting dan pesta. Untuk arisan, kami menyewa sebuah gazebo
dengan harga Rp 350.000 tapi saya tidak tanya fasilitas apa yang diperoleh cuz it sounds too pricey for me.
When it seems like
that’s the end of the path, I heard my neighbor said his son was looking at the
animals. Okay, saya pikir tidak ada salahnya melihat beberapa hewan, Aksa
pasti suka. Kami pun berbelok ke kiri dan mulai menemui beberapa ayam dan burung
di kandang. Eh, tapi kok ada monyet juga ya? Wah, seperti kebun binatang nih.
Saya pun mengikuti jalan setapak dan menemui lebih banyak hewan di sana. Ada berbagai
burung seperti bangau, lalu luwak, termasuk kuda (tapi saya lupa melongok
kandang kuda, cuma sempat melihat dari jauh saja). Yang saya sadari belakanga,
ternyata Katoomba juga merupakan Mini Zoo. Pantas saja.
Aksa takut monyet |
Burungnya bagus-bagus motifnya |
Harus digendong biar keliatan |
Untuk ukuran tiga hektar, mini zoo-nya cukup bagus dan
bersih, harga tiket masuknya pun terjangkau, Rp 25.000 rupiah. Bagi saya ,
kebersihan cukup mempengaruhi penilaian. Kebetulan, saya datang jam 9 pagi di
hari Sabtu sehingga kondisi belum begitu ramai. Kalau saya bandingkan dengan
foto kolam renang yang ada di website, foto yang di website seperti cendol,
haha..
Setelah semua kandang binatang dikunjungi, Aksa dan ayahnya
pun berenang. Jika tidak membawa ban, di sana disediakan kok. Kalau lapar,
banyak booth di tepi kolam renang dengan makanan yang harganya terjangkau.
Beberapa anak tetangga malah main pasir dengan cetakan seperti di pantai,
karena di playgroundnya ada juga area pasir yang cukup bersih. Yang tidak
bersih hanya satu, kata suami saya, yaitu kamar mandi di kolam renang. Saya
tidak sempat melihat sih, karena Aksa saya mandikan di shower luar. Selesai
berenang, kita juga bisa menyewa ATV yang berada di bagian ujung Katoomba.
Aksa betah melihat angsa di kolam ini |
Sebagai tambahan hasil browsing
di Google, ternyata Katoomba juga memiliki pemancingan, ruang menyusui,
musholla, dan loker. Bagi warga Bogor dan sekitar Cibubur, mungkin green park ini bisa dijadikan
alternatif. Sebaiknya berkunjung di pagi hari ketika masih sepi atau (jika
sedang tidak bekerja) hindari weekend.
Posted in green park, travel, weekend, wisata anak, zoo
Sunday, January 3, 2016
Akhirnya Bisnis Juga
Posted by bukenip on 3:12 PM with 3 comments
Dulu sekali, adik saya sempat menyarankan untuk membuka toko
online. Ia mengajukan ide ini karena melihat saya sempat bosan di rumah (dan
tidak punya penghasilan, hehe). Saya merasa membuka usaha is not my thing. Bukannya saya tidak mau mencoba, karena saat
kuliah saya pernah mencoba menitipkan makanan ringan di kantin dan warung
sekadar untuk tahu bagaimana rasanya. Waktu SD pun beberapa kali saya menjual
gambar-gambar Sailormoon yang sudah saya warnai dan laminating. Dari semua
pengalaman itu, saya menyimpulkan bahwa saya tidak bakat berdagang. Selain malas merayu orang untuk
membeli barang kita, saya tidak enak menagih utang kalau ada yang belum lunas.
Jadi dengan alasan “bukan passion saya”, saya pun tidak membuka bisnis apapun.
Kemudian,
lebaran dua tahun lalu sahabat saya masa kuliah menawarkan buku dagangannya ke
saya. Sebagai pecinta buku, saya jadi lapar mata. Soalnya, buku yang dia jual
buku second untuk anak dan terbitan
asing. So, harganya ramah di kantong lah. Dia pun menawarkan saya untuk menjualkan
bukunya meskipun kami berbeda kota. Saya pikir, kenapa tidak. Soalnya saya
tidak harus merayu orang (haha) untuk membeli, hanya modal mengganti foto DP di
Blackberry saja. Tapi sebenarnya, alasan yang lebih kuat adalah karena saya
suka buku anak.
Ternyata
beberapa teman tertarik dan membelinya lewat saya. Untungnya hanya beberapa
ribu saja per buku,
tetapi entah mengapa saya merasa sangat senang. Akhirnya saya jadi keterusan
menjualkan buku teman saya itu. Kadang, saya mencoba untuk mencari used books sendiri dan saya jual lagi
walaupun kondisinya tidak
sebagus stok dari teman saya. Tidak apa, saya tetap merasakan semangatnya.
Tidak
terasa, saya sudah menjalani usaha ini hampir dua tahun. Bahkan, saya minta
ijin teman saya tersebut untuk membeli buku sendiri untuk dijual juga. Saya
takut tidak etis untuk menjadi pesaingnya sementara karena ialah saya bisa
tercebur ke bisnis ini, tapi alhamdulillah ia tidak keberatan. Toh stok saya
tidak selalu ada seperti miliknya.
Saya masih
tidak percaya saya konsisten menjalaninya, padahal sejak awal saya yakin saya
bukan tipe pengusaha. Setelah saya pikir-pikir, ternyata jawabannya adalah passion. Saya sangat mencintai buku, dan
buku anak ini masih memenuhi mimpi saya untuk kelak membuat perpustakaan dan
rumah baca. Jadi, kalau ada buku yang tidak laku, saya jadikan koleksi pribadi
sehingga dalam bisnis ini saya tidak pernah rugi, insya Alloh. Di sisi lain,
saya termasuk pecinta reused and recycled
things. Apapun yang ramah lingkungan, saya support. Termasuk buku bekas ini.
Saat saya
membaca satu per satu buku yang akan saya jual, saya masih takjub mengapa
pengarang buku anak di sana (English
speaking countries) bisa membuat buku yang sederhana, kata-kata yang mudah
dicerna, mengena, dan sesuai usia. Tentu saja saya bersyukur bahwa dunia
penerbitan buku anak di Indonesia sekarang sudah jauh lebih bagus dan menarik
dibanding dulu. Namun, konten buku anak masih banyak yang kurang pas untuk usia
yang menjadi pasar buku tersebut.
Kembali ke
bisnis ini, saya merasa bahwa menjalankan sebuah bisnis itu banyak
pelajarannya. Saya jadi dituntut untuk bisa mencari tahu secara aktif (tidak
ada atasan atau rekan kerja yang memberi tahu), menentukan harga, negosiasi
harga, membuat kesepakatan dengan orang lain, serta membuat kita berpikir kreatif
untuk bisa berbeda dengan kompetitor agar orang tertarik.
Jadi, kalau
ada yang bilang bisnis itu mudah, iya hal tersebut memang mudah. Tetapi jika
ingin serius menekuni bisnis dan menjalankannya sebagai sumber utama
penghasilan, kita harus level up our effort. Jauh lebih susah menjadi
entrepreneur daripada menjadi pegawai karena we do all on our own. Karena itu
saya masih betah menjadi karyawan dan menjalankan bisnis sebagai sampingan,
haha.. Enggak apa-apa lah, hitung-hitung sambil belajar dan saya enjoy menjalaninya.
Saya rasa, semakin banyak teman-teman
yang saya kenal mencoba dunia usaha, meskipun sifatnya hanya reseller alias menjualkan barang orang
lain, meskipun sifatnya on-off alias
jualan kalau sempat saja. Bagi saya, hal tersebut telah menunjukkan bahwa
berjualan bukan lagi hal yang dipandang sebelah mata seperti dulu. Generasi orang
tua saya bisa jadi malu kalau disuruh berjualan, tetapi generasi di bawah saya
malu kalau tidak berjualan, iya enggak? Terlepas dari itu merupakan tren atau
memang keinginan yang bersangkutan, mencoba menjalankan sebuah usaha itu lebih
banyak sisi positifnya so it’s worth to
try. Siapa tahu yang awalnya coba-coba bisa menjadi sesuatu yang
menghasilkan J
Posted in bisnis, buku anak, Life Lessons, usaha, wirausaha
Friday, January 1, 2016
Rimba Baca: A Must Visit Place for Kids
Posted by bukenip on 3:17 PM with 6 comments
Perpustakaan yang satu ini sudah lama sekali menjadi target
weekend saya, tapi entah mengapa kok
tidak pernah kesampaian pergi ke sana. Tiap kali ada event yang muncul di
Instagram Rimba Baca, selalu jadwalnya tidak pernah cocok dengan jadwal saya
atau suami.
Subscribe to:
Posts (Atom)