Dalam post sebelumnya, saya dan keluarga berpetualang
mengikuti kelokan jalan setapak Taman Safari dan bertemu para hewan yang
dibiarkan lepas. Sekarang, tiba saatnya untuk memasuki area taman hiburan atau
amusement park . Karena sudah menunjukkan waktu dhuhur, kami sepakat untuk
sholat terlebih dahulu di musholla area parkir B kalau tidak salah, karena area
parkir dibagi menjadi tiga (A,B,C).
Mushollanya memang tidak besar, tetapi cukup bersih. Begitu
juga toilet dan tempat wudhunya, bersih dan airnya dinginnn... Saya sempat
mengurungkan niat untuk solat saat itu melihat mushollanya tampak penuh. Ketika
akhirnya saya memutuskan untuk solat saja daripada harus cari musholla lagi,
ternyata tidak lebih dari 10 orang yang sedang sholat di area wanita. Sisanya?
Ada yang makan, menidurkan bayi, touch up, dsb. Padahal sudah ada larangan
makan di musholla lho..
Toilet dengan background hutan |
Musholla semi open air |
Naik Kereta Gantung
Baiklah, kini saatnya kami menjelajahi isi amusement park..!
Peta sudah ada di tangan tetapi belum saya amati dengan detil karena si anak
masih duduk anteng melihat gajah safari. Sayang, harga satu putaran mencapai
250 ribu rupiah. Kalau gitu menonton saja ya nak, hehe... Di sekitar kami
parkir ada juga kereta gantung dan Baby Zoo. Akhirnya kami memilih untuk naik
kereta gantung. Sempat bimbang, karena sekali naik Rp 50.000, lumayan
juga...namun suami benar-benar ingin melihat Taman Safari dari atas, so here we go...!
Ternyata, Taman Safari begitu luasss..... Alhamdulillah kami
memutuskan untuk naik kereta gantung, karena kami jadi tahu apa saja yang bisa
kami nikmati di sini. Karena saat itu libur Imlek, kami melihat ada pertunjukan
barongsai di dekat area cafe. Selain itu ada juga waterparknya, lho. Saya benar-benar
baru tahu, dan tampaknya banyak orang berpikiran sama dengan saya karena
waterparknya cukup lengang padahal bagus, luas, dan terawat. Kereta gantung
terus mengarah ke atas (saya tidak tahu arah mata anginnya) yang membuat kami
tersadar bahwa kami parkir nun jauh di ujung sehingga agak ngos ngos juga kalau
harus jalan ke area-area lain. Jadi, begitu turun dari kereta, kami memutuskan
untuk melihat pertunjukan hewan atau animal education shows.
Naik kereta gantung tanpa antri |
Kolam renang tampak atas, bikin pengen nyebur |
Aksa melihat pemandangandi bawah |
Setelah tanya security –yang siap siaga hampir di setiap persimpangan-,
kami pun pindah area parkir untuk mengejar Dolphins Show. Sayang, begitu kami
mendapat parkir dan turun dari mobil, pertunjukan baru saja usai. Saya sempat
takjub melihat desain bagian depan lokasi dolphins show yang dibuat menyerupai
bahtera Nabi Nuh. Benar-benar bagus. Saya melempar pandangan ke sekeliling dan
cukup senang menyadari bahwa tempat ini terawat dengan baik, dan sangat
marketable. Semua papan informasi, penunjuk jalan, signboard jenis hewan
didesain dengan apik dan modern. Ini salah satu objek wisata yang saya akan
dengan percaya diri mengajak teman berkebangsaan asing untuk kemari.
Bahtera yang keren.. |
Mengejar show demi
show
Karena gagal menonton show pertama, kami pun berniat
mengejar show berikutnya, yaitu Tigers and Lions Show jam 13.30. Sempat bingung
apakah jalan kaki atau naik mobil, akhirnya kami bertanya pada petugas yang
mengarahkan untuk berjalan kaki....dan ternyata it was quite a long walk hingga
ketika kami sampai, show sudah sampai bagian penutup dan sudah penuh sesak.
Berkaca pada pengalaman tersebut, kami pun berniat stand by setidaknya 15 menit lebih awal di arena.
Alhamdulillah, kami
berhasil menonton Birds of Prey, pertunjukan burung-burung pemangsa yang
ukurannya besar, seperti elang. Menempati sejenis lapangan dengan tiga deretan
bangku panjang, show ini menurut saya sangat menarik. Saya memang tidak terlalu
tertarik dengan burung, tetapi sang pembawa acara (yang mengingatkan saya pada
presenter acara-acara traveling di TV) berbicara dengan sangat lancar,
terkadang diselipi humor. Tidak lupa, penonton pun dilibatkan dalam beberapa
atraksi. Setelah show usai, kami sempat membeli makan dan minum karena bekal
tertinggal di mobil.
Pertunjukan Birds of Prey |
Next show yang kami incar adalah Sea Lions Show. Karena
letaknya tidak jauh dari Birds of Prey, kami langsung masuk ke arena.
Panggungnya berada di tepi kolam kaca, sehingga kita bisa melihat singa laut
tersebut berenang. Berbeda dengan atraksi burung, singa laut lebih banyak
melakukan gerakan sesuai aba-aba pawangnya, seperti bertepuk tangan dan bermain
bola. Oh ya, penonton sempat diajak oleh seekor singa laut bernama Morgan untuk
bermain bola. Ketika bola disundul ke arah penonton dan mengarah ke saya, saya
reflek menangkis bola tersebut hingga mengenai kepala seorang penonton di depan
saya. Maaf ya pak... harusnya memang saya tangkap bola itu..
Di show ini, ada
satu hal yang saya tidak sukai, yaitu ketika seorang pawang diminta untuk
menggigit ikan di mulutnya sementara ia berdiri di ujung tiang sehingga ketika
singa laut memakan ikan tersebut, secara tidak langsung mencium bibir si
pawang. Others laughed because of this
but I didn’t think that’s funny. Saya bisa melihat wajah sang pawang yang
sangat tidak nyaman.
Detok-detik menjelang adegan kissing itu, hhh... |
Baiklah, show terakhir yang kami incar adalah Tigers and
Lions. Mungkin karena arenanya lebih sempit atau karena memang peminatnya
ekstra banyak, show ini langsung sesak pengunjung bahkan sebelum dimulai. Lucky us, bisa duduk dengan tenang di
deretan nomor 4. Kali ini, pawangnya benar-benar seperti presenter televisi:
dua orang laki-laki berbadan kekar dan seorang wanita yang wajahnya mirip
finalis Asia’s Next Top Model cycle 3, Tahlia. Sama seperti pawang burung tadi,
mereka juga berpakaian safari coklat.
Super penuh! |
Setelah "anak didik" berhasil melakukan satu atraksi, pawang langsung menyuapi mereka |
Adegan ini yang bikin saya deg-degan |
Atraksi tiga ekor harimau ini memang paling bikin deg-degan.
Bagaimana tidak, saat show dimulai, seekor harimau memanjat tiang kayu yang
tingginya melebihi pagar pengaman arena. He
could have jumped to the audiences! Selebihnya, saya cukup menikmati show
pamungkas ini. Para harimau menunjukkan kemampuan mereka untuk berjalan dua
kaki, termasuk berjalan dengan menumpukan dua kaki depannya ke bahu para
pawang. Saya melihat hubungan para pawang dengan hewan-hewan ini sangat dekat,
seperti usapan di kepala ketika si singa bisa melakukan perintah, atau si mbak
pawang elang yang paham bahwa burung tersebut sedang lelah sehingga menolak
diajak foto bersama pengunjung.
Di postingan berikutnya, saya akan bercerita tentang bagian lain dari Taman Safari yang sempat kami jelajahi...
Sekali naik gajah Rp 250 ribu? Wah kalau empat orang total biaya untuk satu 'wahana' lumayan juga.. Mahal mungkin biaya perawatannya ya?
ReplyDeleteBetul...tapi saya kurang tahu seberapa jauh rutenya..
ReplyDelete