Alhamdulillah, bulan lalu suami
mendapat voucher menginap di Hotel Grand Keisha by Horison. Berbeda dengan
voucher sebelumnya, kali ini pihak hotel yang officially mengundang suami untuk meliput hotel yang tergolong baru
di Jogja ini. So, kami pun mendapat extra treatment (yeayy!) dan inilah lima hal yang saya suka
dari Grand Keisha:
1. Jus Sawi
Tampaknya welcome drink
sekarang sudah menjadi hal langka di dunia perhotelan. Jadi, saya senang sekali
ketika sampai di hotel, saya ditawari memilih welcome drink (apa mungkin saya dikira rombongan dari Bank Jateng
ya, soalnya saya datang bersamaan dengan mereka). Pilihannya adalah teh, orange
juice, dan jus sawi. Saya pilih yang terakhir karena penasaran, dan ternyata
rasanya enak banget…! Saya udah bujuk suami yang habis dari resepsionis untuk
mengambil satu gelas, sayang ia menolak. Gagal deh modus nambah..
2. Kamar putri raja
Area lobi minus foto welcome drink :p |
Begitu buka pintu kamar, saya langsung takjub dengan interior kamar yang
bernuansa biru putih. Kamarnya seperti kamar putri raja dan luassss…. Setelah
saya tanya suami, ternyata kami menempati tipe Junior Suite yang luasnya sekitar
53 m². Sebagai perbandingan, Deluxe Room luasnya 29 m². Cukup terasa
bedanya. Harganya pun “putri raja”, sekitar Rp 1,3 juta kalau di situs booking dan Deluxe Room sekitar Rp 600
ribuan. We’re so lucky then J Dengan kamar seluas ini, plus
lantai berkarpet tebal, kedua anak saya (4yo dan 7mo) puas bermain. Si kakak
puas main lari-larian, lompat, berguling, dan petak umpet (ada satu pilar besar
di kamar kami dan korden yang cukup besar untuk bersembunyi), sementara the bayek yang baru mulai ngesot bisa
ngesot sepuasnya tanpa takut terbentur furniture. Ibunya pun bisa puas
ngopi-ngopi di depan laptop sambil memandang Jogja dari lantai 6 tanpa takut
tertabrak anak yang lari-lari.
3. Kamar mandi “lengkap”
Kamar mandinya juga besar karena bath
tub terpisah dengan shower room. Yang
saya suka dari kamar mandinya adalah, pertama, saya bisa memandikan si dedek di
bath tub. Terakhir kali kami menginap
di hotel yang hanya ada shower, sehingga (maaf ya dek) kami memandikannya di
wastafel. Waktu itu dia masih kecil, jadi masih cukup, hehe.. Kedua, air
panasnya cepat panas. Penting banget ya? Iya, apalagi kalau habis berenang
harus memandikan si kakak yang sudah kedinginan. Ketiga, amenitiesnya ada body lotion. Sebagai makhluk non AC, tidur di
ruangan berAC langsung membuat kulit kering. Walaupun body lotionnya odorless tidak masalah, yang penting
ada. Keempat, ada bidet alias shower cebok. Sekarang banyak toilet yang
bidetnya tertanam di kloset, yang membuat kita susah nyebokin anak, haha… Lebih
modern dan ringkas memang, namun rempong kalau anaknya masih kecil, ya kan..
Kelima, di atas kloset ada tempat untuk menaruh handuk or pakaian ganti. Terkadang area kamar mandi yang sempit membuat
baju dan handuk seperti “rebutan” tempat dan kamar mandi berasa barak
penampungan. Kalau disini tidak. Yang tidak ada hanya satu: bathrobe. Oh ya, ada hairdryer juga, jilbab ga perlu
kebasahan habis renang.
4. Ramah busui dan MPASI
Karena saya pumping, saya pun
menanyakan tentang freezer untuk
menyimpan ASI. Ternyata saya bisa menitipkan ASI di restoran. Tinggal telepon, bellboy akan datang mengambil ASIP dan memberi
kartu tanda penyimpanan. Untuk mengambil ASIP, kita harus datang sendiri ke
restoran karena harus menukarkan kartu tersebut secara langsung. Di kamar pun
ada minibar (kosong) yang bisa untuk menyimpan ice pack sementara. Saya membawa dua ice pack yang saya sertakan satu demi satu setiap saya menitipkan
ASIP). Air panas untuk membuat bubur instan tinggal mengisi teko, sementara
untuk MPASI non instan tinggal kita taruh di minibar jika belum ingin
dikonsumsi). Sayangnya, tidak ada baby
crib yang bisa disewa. Jadinya, saya harus ekstra hati-hati membentengi si
dedek agar tidak jatuh dari bed, mengingat tinggi bed di atas standar bed
normal (kira-kira setinggi paha saya). Sebagai “benteng” tambahan, ada end of bed bench alias bangku panjang di
kaki kasur. Bagi tamu hotel yang tidak
menginap, disediakan nursing room
tepat di depan restoran di lantai dasar.
5. Lokasi
Inside the nursing room |
Nursing room |
Lokasi Grand Keisha memang strategis
sekali, yaitu di Jalan Gejayan, selompatan saja dari perempatan ring road
utara. Jalan sedikit kea rah kiri ada indomaret, menyeberang ada Bank Mandiri, BCA, dan pom bensin. Kalau lapar, Jalan Gejayan merupakan salah satu pusat kuliner
di Jogja. Males jalan? Go Food aja. Ada Bebek Slamet, ayam krispi bersaus yang
lagi hits, Panties Pizza, Sushi Story, sampai Pempek Ny. Kamto semua ada di
ruas jalan ini. Pagi-pagi saya sempat jalan kaki sama the krucils sementara
ayahnya berenang. Ternyata sekitar 100 meter di kiri hotel ada tempat sarapan
yang cukup ramai, entah pecel entah gudeg. Saya tidak bisa melihat isi
baskomnya. Buat yang dari kota besar mungkin lebih mencari sarapan khas seperti
ini. Buat yang dari kota kecil, ada Hartono Mall di belakang hotel.
Nah, ini yang saya suka. Biasanya kan kalau di hotel kita tidak bisa
mendengar adzan ya. Mendadak kedap suara aja semua kehidupan nyata di luar
sana. Kalau di sini, adzan masih terdengar lho dari kamar, soalnya sebelah kiri
hotel ada masjid yang cukup besar. Bahkan, sewaktu saya ke resto Ottoman yang menyatu dengan Sky Lounge, saya bisa mendengar adzan isya
bersahut-sahutan. Indah sekali… Di Sky Lounge ini pula ada runway berupa rumput sintetis, yang tampaknya memang dirancang
untuk acara peragaan busana, or private wedding maybe?
7. Resto Ottoman
Nasi kebuli porsi besar |
Kalau menginap dengan voucher, bisa dipastikan kita adalah tamu
pengiritan, haha… Berhubung kemarin kami sekaligus tamu undangan, dapatlah kita
makan malam di resto Ottoman yang menyajikan makanan khas Turki. Saya tidak
ingat nama menu-menunya, tetapi kami memesan sejenis nasi kebuli, nasi goreng,
dan roti pratha, berikut orange juice dan frappuccino coklat. Minumannya enak
semua! Kopinya kuat bikin melek sampe dinihari, haha…Makanannnya enak walau gak
memorable, tetapi roti prathanya selera saya banget. Harganya makanannya 50
ribu keatas tetapi porsinya bisa buat berdua. Karena itulah, kami gagal
menghabiskan pesanan kami, tetapi….sisa makanannya bisa diantar ke kamar!
Kebetulan nasi gorengnya benar-benar Cuma diicip dua sendok karena si kakak
mogok makan. Kalau udah tinggal sedikit jelas lah…ga mungkin minta diantar ke
kamar..
Menurut saya highlightnya ada di tujuh poin di atas. Untuk kolam renang memang ukurannya tergolong kecil tetapi ada kids pool kok. Ruang fitness baru menyediakan satu treadmill. Untuk sarapan, pilihannya banyak dan ukuran restonya lumayan besar. Menu yang enak malah menu standarnya, yaitu nasi goreng dan omelet. Menurut saya dua menu sederhana ini beda dengan menu di hotel lain, karena memang rasanya enak. Sliced cake dan muesli pun diletakkan di dalam etalase berpendingin (saya tidak tahu namanya) sehingga tetap yummy.
Info tambahan, musholla di hotel ini mengingatkan saya pada musholla di
Syariah Hotel Solo. Tempat wudhunya ada di dalam area restroom sehingga bagi
yang berjlbab tidak perlu kuatir terlihat auratnya. Mushollanya pun bersih
walau tidak terlalu besar. Alat solat disediakan.
Oke, sudah 1000 kata lebih ini, semoga tidak lelah membacanya. Kesimpulannya,
recommended.
0 komentar:
Post a Comment