Setelah bebenah kulkas
Alhamdulillah,
saya cukup puas dengan kondisi kulkas saya karena tidak terlalu penuh, baik
sebelum dibersihkan maupun setelahnya. Jika mengacu pada teori penyimpanan
makanan di kulkas, yang perlu dievaluasi hanya memasukkan tomat saja, haha..
Lalu, saya juga menghindari meletakkan rimpang dan daun bumbu di kulkas.
Sementara ini masih di pantry, mau coba cuci bersih lanjut freezer.
Karena saya
di rumah, food prep saya tidak terlalu heboh. Belanja sayur seminggu 2-3 kali,
belanja daging seminggu sekali yang langsung dicuci lanjut Tupperware masuk
freezer. Jadi habis belanja, sayur langsung masuk laci kulkas. Sejauh ini
makanan jarang ada yg kebuang. Yang sering kebuang biasanya cabe/tomat/bumbu
dapur yang sudah busuk di laci kulkas. Leftover food biasanya maksimal habis
dalam dua hari, kecuali makanan yg tidak difavoritkan seisi rumah dan berupa
pemberian.
Kalau
masalah anggaran sudah sesuai, Alhamdulillah. Prinsip saya belanja sayur ga
banyak-banyak karena cepet layu. Mending nggak ada lauk bisa beli, daripada
ngebuang makanan. Rasanya guilty. Kalau daging sih prinsipnya sebaliknya: beli
sebanyaknya, biar ga bolak balik ke pasar. Sekalian capek, sekalian kotor.
Atas: kiri gelas tamu, tengah bumbu instan, kanan tumbler Bawah: kiri blender, tengah kursi anak, kanan isi perlengkapan makan jarang pakai |
Setelah bebenah pantry
Kalau
masalah pantry, Alhamdulillah libur panjang pemilu kemarin berhasil menuntaskan
decluttering dapur. Rata-rata yang dieliminasi adalah bumbu instan yang sudah
menggumpal atau kadaluwarsa. Banyak juga sambal sachet sisa take away, saya
cuci dan saya simpan di wadah terpisah. Wadah penyimpanan stok makanan instan
semacam mie dan bumbu saya perbesar dan perbarui (tetap dengan boks sisa
makanan arisan yang masih bersih). So far, evaluasi hanya di sambal sachet
saja. Sisanya sudah sesuai kebutuhan.
Tambahan,
saya jatuh cinta dengan eco enzyme! Seriusss, kinclong banget hasilnya. Saya
pernah pakai Mr.Muscle, tapi ada seperti residu yang membuat saya paranoid,
nanti kalau masuk ke makanan toxic gak ya? So, I will always use this homemade
cleaner. Saya buat di botol air mineral ukuran besar, baru saya pakai
seperlimanya.
Counter bawah kompor (atas kotor, bawah setelah dibersihkan dgn eco enzyme) |
Kebiasaan baik yang akan dilakukan
Setelah
bebenah dapur, kebiasaan yang harus saya lakukan dengan disiplin adalah:
Harian: membersihkan counter,
kompor, dan tepi sink. Dulu, saya males banget. Akhirnya kotoran numpuk, sisa
keperluan memasak jadi berantakan, dan bikin males ke dapur. Untuk sampah organik,
saya buang ke rumah mertua 1-2 hari sekali karena di sana ada ayam. Lap kotor,
saya cuci 1-2 hari sekali. Lap kering dicuci kalau sudah kotor.
Mingguan:
A. Memilah sampah anorganik. Setelah saya cek isi tong sampah kering,
ternyata isinya adalah sachet jajanan anak, huhuhu… Si kecil yang picky eater
dan underweight ini sering saya kasi biskuit, tapi banyak juga yang dari event
ultah (lagi banyak nih) dan Sari Roti. Kenapa targetnya adalah dipilah
mingguan, karena I still don’t know where to discard them! Ga ada yg mau nerima
sampah sachet. Ecobrick saya berisi guntingan ujung sachet (saat dibuka), foil
kemasan obat, segel AMDK. Kalau sachetnya..ga sangguppp…banyak banget…
B. Sortir isi kulkas. Biasanya titik terkotor adalah laci penyimpanan
sayur, esp rontokan bayam or kangkung. Semoga istiqomah nyuci laci kulkas.
Bulanan: Deep cleaning kulkas dan
pantry. Kalau pantry, sumber kotorannya biasanya debu di tepi dan bawah rak
piring, cipratan minyak di bawah kompor, dan juga area penyimpanan yang sudah
mulai berantakan karena ada barang yg tidak pada tempatnya.
Baiklah,
sekian cerita (tidak) singkat tentang dapur saya. Never thought cleaning a kitchen
could be this detailed, categorized, and challenging. Dibutuhkan kedisiplinan agar
dapur tetap cantik dan bersih seperti di Instagram, hahah…
P.S : Post ini merupakan tugas dari @gemarrapi