Dapur sebelum decluttering |
Prolog: Post ini adalah bagian dari tugas Gemari Pratama, sejenis online course tentang bebenah rumah. Kali ini, saya akan bercerita tentang proses membenahi dapur rumah saya. Selamat membaca.
Proses Decluttering
Meskipun saya menjadwalkan proses
decluttering dapur pada awal April, kenyataannya saya baru bisa melakukannya
pada awal minggu kedua. Dimulai dari decluttering hal yang paling mengganggu di
dapur: tumpukan sampah anorganik yang uncategorized,
rak piring dan bumbu, serta kardus penyimpanan yang tidak pernah saya buka.
Diawali dari sampah anorganik, saya pun
mau tidak mau harus ke gudang dimana sampah anorganik saya berpusat. Saya pilah
berdasarkan sub kategori:
1.
Sachet,
kemasan makanan
2.
Kertas
(termasuk koran, struk, dan sejenisnya)
3.
Duplex (karton
snack box, kardus susu, dan sejenisnya
4.
Plastik bening
yang sudah dicuci
5.
Tas kresek
6.
Mika
7.
Botol/cup/mangkok/cutleries
plastic
8.
Styrofoam
9.
Plastik bening
kotor (untuk ke TPA)
10.
E-waste
11.
Uncategorized
(pulpen, spidol)
Pengkategorian di atas tidak saya
persiapkan sebelumnya karena ketika action, baru ternyata pemilahannya sebanyak
kategori tersebut. Dari decluttering rak piring dan bumbu, saya banyak membuang
mangkuk plastik dari hasil beli makanan semacam salad buah, sekaligus cup plastik
dari jus atau kopi. Saya sisakan mangkuk dan tutupnya sekitar 6 buah dengan
berbagai ukuran untuk keperluan food prep, leftover food, dan ketika bertukar
makanan dengan mertua. Saya beri kode dengan marker agar tahu tutup setiap
mangkuk. Plastic cutleries juga saya sisakan 3 sendok, 3 garpu, 1 pisau, dua
cup obat. Sisanya saya masukkan gudang anorganik. Sementara kardus penyimpanan
yang tidak pernah saya buka, malah memberikan harta karun berupa toples dan
mangkuk. Kardus ini sisa pindahan 6 bulan lalu, dimana barang yang saya
keluarkan di dapur adalah yang saya prediksi akan selalu diperlukan dan
ternyata saya kekurangan mangkuk dan toples. Tapi dari kardus tersebut saya
juga mengeliminasi beberapa wadah, dan sisanya tetap saya simpan karena suatu
saat akan diperlukan (ice tray, satu panci bertangkai, jar, etc).
Nah, progressnya baru sampai situ. Minggu
depan kemungkinan panggil go clean untuk deep clean dapur terutama bawah kompor
dan rak, lemari penyimpanan bawah counter, beli pengharum (saran teman DDPB sih
daun pandan, pasang tirai penutup bawah sink (karena bikin kelihatan kumuh),
mencuci rak piring, membuat dua wadah lagi untuk menyimpan bumbu dan gelas.
Kulkas sudah saya benahi saat masih proses
penyusunan jadwal karena sudah kotor. Yang saya lakukan adalah mencuci rak kaca
dan laci kulkas bagian bawah. Yang belum adalah membersihkan freezer, mencuci
pintu bagian bumbu (ada tumpahan bumbu yang lengket), dan declutter sambal
dalam jar (karena harus dibuang isinya dan dicuci jarnya. Saya belum mood
haha).
Oh ya, satu lagi. Nampaknya saya butuh
kardus sesuai sub kategori sampah yang sering ada di dapur agar kasus sampah
plastic all in one tidak terjadi lagi. Yang saya perlukan wadah dengan
kategori: plastik habis cuci, kemasan makanan, kresek bersih, kresek kotor,
semua dengan label. Karena anak saya kalau buang sampah sering tanya, “Bu, ini
masuk ke tong yang mana?”. Untuk organic saya sediakan baskom yang rutin di
drop ke rumah mertua untuk pakan ayam, untuk sampah yang tidak bisa
diapa-apakan lagi diangkut tukang sampah ke TPA.
Tentang sub kategori:
Dari 5 kategori sesuai materi, hanya bahan
makanan yang ada sub kategorinya. Yaitu bumbu masak harian, bumbu dapur alami,
makanan kemasan (mie, spaghetti, sereal, jelly, bumbu kemasan). Semuanya ada di
pantry. Sementara itu, di kulkas ada sayur (tidak saya food prep karena saya
full time IRT dan masih sempat olah langsung), daging n frozen food (saya food
prep dengan alasan hygiene dan kemudahan proses masak), leftover food (tuppy
tertutup agar tidak bau).
Tentang pola makan keluarga:
Menu
keseharian, saya memasak hampir tiap hari, belanja bahan makanan di tukang
sayur 2-3 hari sekali, belanja ayam/ikan seminggu sekali. Beli makanan di luar
biasanya kalau pagi weekend atau mau ada acara pagi sehingga tidak sempat
masak, kemungkinan seminggu sekali. Jika sedang ingin makanan tertentu, saya
biasa go food. Sekitar 1-2 kali per minggu.
Untuk
barang2 di dapur sejauh ini sudah memenuhi kebutuhan, dan menurut saya tidak
berlebihan. Apalagi jika dibanding mertua yg ratu dapur, maupun mama yg anti
dapur tapi glassware unyu nya banyak.
Saya
hanya memakai 2 panci, 2 wajan medium, 1 teflon kecil, 1 wajan mini untuk
sambel/reheat Leftover, kukusan tupperware 1. Elektronik hanya blender dan
magic com yang di dapur, sementara oven dan mixer di gudang krn setelah
berusaha eating clean jadi jarang baking. Peralatan masak juga cuma dua buah
per item. Sendok garpu ga sampe selusin piring dan mangkok juga cukup.
Barang
yang tidak pernah digunakan? Piring gelas set kado nikah yang luxurious dengan
banyak ornamen. Karena saya jarang ada tamu. Sekalinya ada maks. 3 orang dan
nyemil aja. Sementara gelas batang saya sudah ada, dan cuma keluar 3 dari boks.
Meja makan juga ukuran dua kursi, sementara anak masih kecil. Ngeluarin pecah
belah sama juga cari mati haha.. Dan dining set tadi saya taruh gudang, NBU
selama 7 tahun pernikahan kami. Saya ga buang or donasikan krn I'm sure one day
I'll use it.
Yang
tidak pernah disentuh lagi adalah piring lebar. Hanya 4 buah sih, ga saya pakai
krn piring reguler masih bisa memenuhi kebutuhan. Mungkin 4 piring td bisa
masuk kardus ya.. free up some space.
Jadi
sebenernya dapur saya udah sesuai kebutuhan ya.. mungkin ga sparks joy karena
pada dasarnya saya emang ga suka masak. Kemudian, rumah ini dapurnya udah tua
dgn tegel kusam dan sink bernoda, jadi mindset saya tentang cleanliness jadi
terusik. Terakhir, aroma. Sampah organik maksimal 2 hari di dapur sebelum
dibawa ke rumah mertua, tp kalau isinya pas heboh, jadi aromanya kemana2.
Dan,
thanks to grup DDPB, saya hari ini rencana pergi dua hari, sementara ada sisa
gule kambing donksss, akhirnya nurutin saran temen2, masukin kulkas dulu
sampahnya, baru buank. Yes, for the first time ever, saya masukin makanan yg
udah nyentuh sink ke kulkas (tp di tuppy rapet kok)! Demi kemaslahatan aroma
dapur potensi belatung unyu di daging tadi.
Untuk
masalah dapur, yg overwhelming hanya sampah anorganik yang saya ceritakan di
awal. Oh ya, satu lagi yang berasa overwhelming, macam Maudy Ayunda milih
kampus, yaitu decluttering mangkuk plastik! Hahaha.. ini soalnya seriiing bgt
dipake. Tapi di dapur udah kaya gunungan aja.. Akhirnya diliatin satu2, dicari
yg matched ama tutupnya, dan setelah mempertimbangkan prinsip RASA (especially
Rapi dan teraturnya) , saya putuskan menyimpan 2 large, 2 medium, 2 small. Sama
ekstra yg masih di sink, 1 besar dan 2 kecil. Done.
Proses organizing
Barang
sisa decluttering sementara sudah ada di gudang, masing-masing kategori ada
wadahnya, dan akan saya salurkan saat gudang sudah selesai decluttering. Sejauh
ini msh ada satu kardus besar dan satu kardus medium yg masih nyampur.
Saya
juga dengan seorang teman sudah membuat grup jualan barang preloved, dan
kemungkinan ada yg akan saya tawarkan di grup ini. Batas waktu, maksimal akhir
april. Jadi Ramadhan udah clear. (dan siap ketambahan sampah kemasan makanan
takjil, huhuhu.. sedih saya tuuuh, no Styrofoam please...)
Penataan
barang dapur belum yaa.. nunggu go clean dulu sklian saya bikin ekstra
kompartemen. Prinsipnya, ga beli storage baru walo pengenn... Tapi kalau tnyt
demi alasan hygiene perlu, saya ga masalah kalau akhirnya beli.
0 komentar:
Post a Comment