Sunday, April 14, 2019

Decluttering Dapur

Dapur sebelum decluttering

Prolog: Post ini adalah bagian dari tugas Gemari Pratama, sejenis online course tentang bebenah rumah. Kali ini, saya akan bercerita tentang proses membenahi dapur rumah saya. Selamat membaca.

Proses Decluttering

Meskipun saya menjadwalkan proses decluttering dapur pada awal April, kenyataannya saya baru bisa melakukannya pada awal minggu kedua. Dimulai dari decluttering hal yang paling mengganggu di dapur: tumpukan sampah anorganik yang uncategorized, rak piring dan bumbu, serta kardus penyimpanan yang tidak pernah saya buka.

Diawali dari sampah anorganik, saya pun mau tidak mau harus ke gudang dimana sampah anorganik saya berpusat. Saya pilah berdasarkan sub kategori:
1.                   Sachet, kemasan makanan

2.                   Kertas (termasuk koran, struk, dan sejenisnya)
3.                   Duplex (karton snack box, kardus susu, dan sejenisnya
4.                   Plastik bening yang sudah dicuci
5.                   Tas kresek
6.                   Mika
7.                   Botol/cup/mangkok/cutleries plastic
8.                   Styrofoam
9.                   Plastik bening kotor (untuk ke TPA)
10.               E-waste
11.               Uncategorized (pulpen, spidol)


Pengkategorian di atas tidak saya persiapkan sebelumnya karena ketika action, baru ternyata pemilahannya sebanyak kategori tersebut. Dari decluttering rak piring dan bumbu, saya banyak membuang mangkuk plastik dari hasil beli makanan semacam salad buah, sekaligus cup plastik dari jus atau kopi. Saya sisakan mangkuk dan tutupnya sekitar 6 buah dengan berbagai ukuran untuk keperluan food prep, leftover food, dan ketika bertukar makanan dengan mertua. Saya beri kode dengan marker agar tahu tutup setiap mangkuk. Plastic cutleries juga saya sisakan 3 sendok, 3 garpu, 1 pisau, dua cup obat. Sisanya saya masukkan gudang anorganik. Sementara kardus penyimpanan yang tidak pernah saya buka, malah memberikan harta karun berupa toples dan mangkuk. Kardus ini sisa pindahan 6 bulan lalu, dimana barang yang saya keluarkan di dapur adalah yang saya prediksi akan selalu diperlukan dan ternyata saya kekurangan mangkuk dan toples. Tapi dari kardus tersebut saya juga mengeliminasi beberapa wadah, dan sisanya tetap saya simpan karena suatu saat akan diperlukan (ice tray, satu panci bertangkai, jar, etc).

Nah, progressnya baru sampai situ. Minggu depan kemungkinan panggil go clean untuk deep clean dapur terutama bawah kompor dan rak, lemari penyimpanan bawah counter, beli pengharum (saran teman DDPB sih daun pandan, pasang tirai penutup bawah sink (karena bikin kelihatan kumuh), mencuci rak piring, membuat dua wadah lagi untuk menyimpan bumbu dan gelas.

Kulkas sudah saya benahi saat masih proses penyusunan jadwal karena sudah kotor. Yang saya lakukan adalah mencuci rak kaca dan laci kulkas bagian bawah. Yang belum adalah membersihkan freezer, mencuci pintu bagian bumbu (ada tumpahan bumbu yang lengket), dan declutter sambal dalam jar (karena harus dibuang isinya dan dicuci jarnya. Saya belum mood haha).

Oh ya, satu lagi. Nampaknya saya butuh kardus sesuai sub kategori sampah yang sering ada di dapur agar kasus sampah plastic all in one tidak terjadi lagi. Yang saya perlukan wadah dengan kategori: plastik habis cuci, kemasan makanan, kresek bersih, kresek kotor, semua dengan label. Karena anak saya kalau buang sampah sering tanya, “Bu, ini masuk ke tong yang mana?”. Untuk organic saya sediakan baskom yang rutin di drop ke rumah mertua untuk pakan ayam, untuk sampah yang tidak bisa diapa-apakan lagi diangkut tukang sampah ke TPA.

Tentang sub kategori:

Dari 5 kategori sesuai materi, hanya bahan makanan yang ada sub kategorinya. Yaitu bumbu masak harian, bumbu dapur alami, makanan kemasan (mie, spaghetti, sereal, jelly, bumbu kemasan). Semuanya ada di pantry. Sementara itu, di kulkas ada sayur (tidak saya food prep karena saya full time IRT dan masih sempat olah langsung), daging n frozen food (saya food prep dengan alasan hygiene dan kemudahan proses masak), leftover food (tuppy tertutup agar tidak bau).

Tentang pola makan keluarga:

Menu keseharian, saya memasak hampir tiap hari, belanja bahan makanan di tukang sayur 2-3 hari sekali, belanja ayam/ikan seminggu sekali. Beli makanan di luar biasanya kalau pagi weekend atau mau ada acara pagi sehingga tidak sempat masak, kemungkinan seminggu sekali. Jika sedang ingin makanan tertentu, saya biasa go food. Sekitar 1-2 kali per minggu.

Untuk barang2 di dapur sejauh ini sudah memenuhi kebutuhan, dan menurut saya tidak berlebihan. Apalagi jika dibanding mertua yg ratu dapur, maupun mama yg anti dapur tapi glassware unyu nya banyak.

Saya hanya memakai 2 panci, 2 wajan medium, 1 teflon kecil, 1 wajan mini untuk sambel/reheat Leftover, kukusan tupperware 1. Elektronik hanya blender dan magic com yang di dapur, sementara oven dan mixer di gudang krn setelah berusaha eating clean jadi jarang baking. Peralatan masak juga cuma dua buah per item. Sendok garpu ga sampe selusin piring dan mangkok juga cukup.

Barang yang tidak pernah digunakan? Piring gelas set kado nikah yang luxurious dengan banyak ornamen. Karena saya jarang ada tamu. Sekalinya ada maks. 3 orang dan nyemil aja. Sementara gelas batang saya sudah ada, dan cuma keluar 3 dari boks. Meja makan juga ukuran dua kursi, sementara anak masih kecil. Ngeluarin pecah belah sama juga cari mati haha.. Dan dining set tadi saya taruh gudang, NBU selama 7 tahun pernikahan kami. Saya ga buang or donasikan krn I'm sure one day I'll use it.

Yang tidak pernah disentuh lagi adalah piring lebar. Hanya 4 buah sih, ga saya pakai krn piring reguler masih bisa memenuhi kebutuhan. Mungkin 4 piring td bisa masuk kardus ya.. free up some space.

Jadi sebenernya dapur saya udah sesuai kebutuhan ya.. mungkin ga sparks joy karena pada dasarnya saya emang ga suka masak. Kemudian, rumah ini dapurnya udah tua dgn tegel kusam dan sink bernoda, jadi mindset saya tentang cleanliness jadi terusik. Terakhir, aroma. Sampah organik maksimal 2 hari di dapur sebelum dibawa ke rumah mertua, tp kalau isinya pas heboh, jadi aromanya kemana2.

Dan, thanks to grup DDPB, saya hari ini rencana pergi dua hari, sementara ada sisa gule kambing donksss, akhirnya nurutin saran temen2, masukin kulkas dulu sampahnya, baru buank. Yes, for the first time ever, saya masukin makanan yg udah nyentuh sink ke kulkas (tp di tuppy rapet kok)! Demi kemaslahatan aroma dapur potensi belatung unyu di daging tadi.

Untuk masalah dapur, yg overwhelming hanya sampah anorganik yang saya ceritakan di awal. Oh ya, satu lagi yang berasa overwhelming, macam Maudy Ayunda milih kampus, yaitu decluttering mangkuk plastik! Hahaha.. ini soalnya seriiing bgt dipake. Tapi di dapur udah kaya gunungan aja.. Akhirnya diliatin satu2, dicari yg matched ama tutupnya, dan setelah mempertimbangkan prinsip RASA (especially Rapi dan teraturnya) , saya putuskan menyimpan 2 large, 2 medium, 2 small. Sama ekstra yg masih di sink, 1 besar dan 2 kecil. Done.

Proses organizing
Barang sisa decluttering sementara sudah ada di gudang, masing-masing kategori ada wadahnya, dan akan saya salurkan saat gudang sudah selesai decluttering. Sejauh ini msh ada satu kardus besar dan satu kardus medium yg masih nyampur.

Saya juga dengan seorang teman sudah membuat grup jualan barang preloved, dan kemungkinan ada yg akan saya tawarkan di grup ini. Batas waktu, maksimal akhir april. Jadi Ramadhan udah clear. (dan siap ketambahan sampah kemasan makanan takjil, huhuhu.. sedih saya tuuuh, no Styrofoam please...)

Penataan barang dapur belum yaa.. nunggu go clean dulu sklian saya bikin ekstra kompartemen. Prinsipnya, ga beli storage baru walo pengenn... Tapi kalau tnyt demi alasan hygiene perlu, saya ga masalah kalau akhirnya beli.


0 komentar:

Post a Comment