Saturday, April 20, 2019

Sexy Killers: A Post Election Note



Nyesek. Belum pernah rasanya saya menonton film dokumenter sampai mewek-mewek begini. Adalah Sexy Killers, sebuah film dokumenter tentang bisnis batubara di Indonesia yang membuat saya cukup berurai air mata.

Well, maybe I took it too personally
. Ngeliat ibu yang kehilangan anak karena tenggelam di bekas galian tambang, saya nangis. Membayangkan jika anak tersebut adalah anak saya. Ngeliat petani yang mau ke sawah nggak bisa karena sudah dipagari, dan mereka nggak dikasi ganti rugi, saya nangis lagi. Membayangkan teriakan mereka tidak akan bisa melawan kedzoliman. Ngeliat penderita kanker saluran nafas yang akhirnya meninggal akibat udara yang dihirupnya tercemar PLTU, saya nangis juga. Membayangkan ada ketidakadilan yang menjadi penyebab orang harus terikat dengan obat-obatan seumur hidup itu…saya mengerti sekali rasanya, because it happens in my family. Rasanya powerless. Ujian keikhlasan.

Tapi puncaknya, ketika semua sosok di belakang konglomerasi tambang batubara dimunculkan, dan semua berkaitan, itu rasanya seperti dihianati. Apalagi saya menyelesaikan menonton film ini setelah saya memberikan hak pilih saya dalam pilpres. I wish I didn’t choose one of them. Sekarang saya mengerti mengapa film ini dituduh mengajak orang untuk golput. Because after watching this, we knew that these guys are actors in environmental degradation.

Saya juga penikmat listrik yang dihasilkan oleh industri batubara, saya tidak mengelak. I don’t have any choice on how to protect the environment unless to use the electricity more responsibly. Tetapi mereka yang menjalankan dan menguasai bisnis ini tentu saja memiliki pilihan untuk bagaimana pay back ke lingkungan sesuai hati nurani dan undang-undang. Sayangnya, hati nurani tersebut nampaknya sudah tertutupi oleh sesuatu, you know what.

Lalu, setelah kumpulan rasa kecewa itu datang, I was pulled back into reality. Memang kenyataannya seperti ini, ya Indonesia itu seperti ini. Ketidakadilan itu ada dimana-mana. So do what you can, never stop praying although we’re lucky enough to have life like this. Berdoalah semoga hidup kita berkah, tidak ada tetes darah dan airmata orang lain di sana. Semoga para caleg yang terpilih bisa membawa perubahan, bukan malah terbawa pusaran. Kawan-kawan yang berhati bersih, jika kelak terpilih, semoga bisa kerja tanpa pamrih.

Satu pelajaran utama dari Sexy Killers: jangan mendewakan sosok, Bung! They’re humans. Bersiaplah kecewa jika kita menggantungkan harapan pada seseorang, karena hanya Alloh lah tempat bergantung.



0 komentar:

Post a Comment