www.understood.org |
Hampir setiap kali Aksa saya ajak keluar, pasti orang-orang
bilang,"Kalem ya bu anaknya.." atau "anaknya anteng ya bu,
enggak rewel.."
Awalnya saya biasa saja karena memang Aksa benar-benar menjadi observer ketika menemui sesuatu yang
baru. Setelah 20-30 menit barulah ia "panas" dan menjadi anak yang
aktif seperti ketika ia berada di dalam rumah.
Lambat laun, saya mengamati bahwa anak saya kok lebih tenang daripada anak
laki-laki seusianya ya? Anak sepupu saya sama-sama berusia 1,5 tahun, dan
aktifnya bukan main. Herannya, Aksa hanya mematung melihat sepupunya itu dengan
takjub, alih-alih ikut heboh.
Begitu juga dengan tetangga depan rumah saya, hanya terpaut 4 bulan lebih muda dari Aksa, ia lebih "berani" dari anak saya. Lagi-lagi, Aksa pasrah saja ketika awalnya didorong atau dipukul si anak ini. Selanjutnya, Aksa memilih berlari menghindar daripada melawan.
Lama-lama saya jadi kuatir..Para tetangga pun jadi melabeli Aksa sebagai
anak kalem. Bahkan, suatu hari saat playtime
sore di luar rumah, Aksa memilih untuk menemani saya duduk. Ia duduk dengan
pelan dan tangan diletakkan di lutut sambil menonton anak lain bermain. Hiks..kok
halus banget ya.. Saya jadi berpikir yang tidak-tidak. Apalagi waktu bayi
sering dibilang cantik L
Apa mainannya kurang "cowok" ya? Jujur saya belum memberikan
mainan yang spesifik gender untuknya. Bola, balok, lego, sampai boneka hewan
ada di area bermainnya. Saya biarkan saja ia eksplorasi, termasuk bermain
dengan toples, sapu, sampai tanah.
Suatu hari, saya pergi ke bidan untuk mengimunisasi Aksa. Melihat Aksa yang
tenang, bu bidan berkata," Jarang lho anak cowok yang tenang seperti ini,
harus bersyukur ini ayah ibunya.."
Mendadak saya merasa malu pada diri sendiri. Iya ya, kenapa saya malah
memandang negatif kalemnya anak saya? Apalagi, tambah bu bidan, biasanya hal
tersebut merupakan faktor genetis. Saya ketika kecil termasuk yang anteng
seperti Aksa begini juga. Agak lega juga sih mendengarnya..
Saya harus bersyukur karena Aksa tidak pernah menangis meraung-raung,
bahkan berteriak nyaring hingga terdengar tetangga.. Kalau diajak pergi, dari
arisan, pengajian, seminar, hingga ke mall, ia tidak pernah rewel kecuali kalau
haus. Jika keinginannya dilarang, menangis dan berguling-guling di lantainya
pun hanya sebentar, dan mudah dialihkan perhatiannya.
Terkadang, kita sebagai orang tua terlalu khawatir atas hal yang sebenarnya
biasa saja. Atau, malah mencari fakta yang mendukung kekuatiran kita, bukan
yang sebaliknya.
Sekarang, ketika Aksa anteng saja di luar, saya tenang saja. Memang
karakternya begitu. Sejauh ia melakukan aktivitas lain dengan normal, saya tak
perlu risau. Mungkin ada di antara Mommies yang anaknya juga kalem? Boleh share ceritanya :)
Salam kenal :D tadi dapat link ke blog ini dari BEC *saya pembaca setia BEC* dan terus baca2 post lainnya. Tentang anak kalem ini, setuju, ini memang tergantung watak dasar anak. Saya pernah diajarin ibu saya yg pernah ikut pelatihan tentang watak dasar dan dijelaskan ibu saya lewat watak saya dan adik saya yang benar-benar berbeda. Sudah pgn ngeshare di blog tp blm sempat2, semoga lain waktu sempat :D
ReplyDeleteSalam kenal Mbak Vita. Waah, ada pelatihannya ya? Ayo2 ditunggu sharingnya ya..
ReplyDelete