www.myrtlebeachbirthservices.com |
“Memangnya menyusui itu enak banget ya sampai-sampai kamu
ketiduran terus?”, tanya suami saya suatu hari. Ah, masa sih? Saya tidak merasa
demikian, walau terkadang ketika membuka mata ternyata saya ikutan tidur,
haha..
Untuk saat ini, saya memang merasa menyusui itu nikmat
sekali. Berbeda dengan dulu. Saat anak saya masih bayi, menyusui itu
melelahkan. Saya baru bisa menemukan posisi menyusui yang pas setelah Aksa
berusia 6 bulan lho! Sebelumnya adalah
masa-masa trial and error, dari yang
sambil menggendong, berbaring miring, pakai bantal, sampai sambil duduk, tetap
saja tidak ada yang pas. Saya tidak menyangka kalau menyusui itu butuh belajar
sekian lama, setara 3 SKS kali ya :p
Apa dong bedanya dengan menyusui sekarang, ketika Aksa sudah
di atas setahun? Menurut saya, menyusui pada masa ini lebih emosional, dalam
arti kontak dengan anak menjadi lebih intens. Anak sudah bisa memberi reaksi,
seperti menyentuh dan memeluk. Pertama kali Aksa memeluk pinggang saya ketika
menyusu, saya girang bukan main. Saya merasa menjadi orang yang paling disayang
dan diinginkan oleh anak saya, hehe..
Ukuran badannya pun sudah lebih pas untuk dipeluk, ataupun
untuk menyusu sambil duduk di pangkuan kita. Bahkan, gaya menyusunya pun
berbeda-beda. Terkadang Aksa berbaring di samping saya sambil mengangkat-angkat
sebelah kakinya, atau menyusu sambil berbaring tengkurap di atas saya, bahkan
terkadang merosot dari pangkuan saya hingga ia pun berada dalam posisi berdiri.
Aneh juga ya..
Saya sih enjoy-enjoy saja melihatnya demikian karena saya menjadi
terhibur. Hitung-hitung sambil menyelami karakter anak saya. Terkadang, saat
menyusui pun bisa menjadi play time
buat kami berdua. Misalnya, dengan menggelitik, menyentuh bagian tertentu dari
wajah, atau bahkan berguling ke kanan dan kiri yang akhirnya bisa membuat kami
terkikik (karena posisi Aksa masih menyusu). Atau sebaliknya, menyusui adalah
me-time Aksa ketika ia hanya KKS alias kenyot-kenyot santai, tanpa benar-benar
meminum ASI. Belakangan saya tahu, namanya adalah isapan non-nutritif atau
isapan yang hanya untuk kesenangan, bukan untuk minum.
Dari semua hal di atas, yang paling berkesan untuk saya
adalah melihatnya tumbuh dari hari ke hari dalam pelukan saya! It feels sooo amazing.. Dari yang
tadinya hanya seukuran lengan bawah saya, hingga sekarang hampir mencapai
setengah tinggi badan saya. Rambutnya yang tadinya botak sekarang lebat,
matanya yang sekarang bisa menatap saya dengan berbagai jenis pandangan,
ataupun aroma wangi bayi yang telah berubah menjadi agak “asem” karena seharian
berlarian :p
Tadinya saya tidak menyadari kalau ternyata rasa nikmat
ketika menyusui (bahkan sampai tertidur) itu karena ada campur tangan hormon.
Ketika membaca salah satu buku William Sears, yang juga pengarang The Baby
Book, saya baru tahu bahwa menyusui menghasilkan hormon prolaktin yang
menimbulkan rasa rileks dan nyaman. Ooh, pantas saja..selama ini kalau menyusui
rasanya bahagia, apalagi kalau Aksa saya gemesin sampai “agak brutal” dan dia
hanya pasrah karena sudah kalah oleh ASI, haha..
Salah seorang teman
sempat mengungkapkan kegalauannya ketika saya memberi selamat atas kelulusan S2
asinya, alias lulus menyusui selama setahun. Saya bilang “masih setahun lagi”,
namun ia bilang “tinggal setahun lagi”. Dan ia pun menceritakan haru birunya
saat menyapih anak pertamanya. Hal ini pun membuat saya berpikir, iya ya..waktu
saya tinggal enam bulan lagi, and it’s
not a long time. Beberapa kali saat sedang menyusui, saya sering berujar
dengan mellownya ke suami, “Ayah,
nanti kalau Aksa udah 2 tahun, siapa donk yang peluk-peluk aku kaya gini?”
Suami pun hanya tersenyum dan menjawab, “Yaa..dipuas-puasin
aja sekarang, nanti bikin adek lagi..”
Waduh!
LOL! Closing nya lucuk! Kasi Aksa adek kata ayahnya Mbak! Hahahahaha...
ReplyDeleteBtw, salah satu muridku, baru disapih bunda nya di usia 4 tahun.
waduh, empat tahun ya...mmm, kalo gitu mending punya adik lagi aja deh, haha
Delete