Katanya, kebahagiaan itu sederhana.
Hmmm..ada sih yang sederhana, semacam makan cokelat dan
dipeluk orang yang disayangi. Ada juga yang lebih membutuhkan perjuangan
seperti kebahagiaan ketika bisa menyekolahkan anak hingga kuliah atau meraih
prestasi di bidang yang kita geluti.
Kemarin, saya merasakan kebahagiaan sederhana itu. At first, I just felt so happy before the
day ended. I tried to remember what happened that day that made me feel so.
Ternyata, inilah penyebabnya:
1.
Morning
walk, three of us. Inilah salah satu hal dari pekerjaan suami yang membuat
saya senang: berangkat kerja siang. Jadi, pagi hari kami masih sempat jalan
kaki berdua ke tukang sayur, sementara si kecil naik sepeda roda tiga. Walaupun
Cuma 20-30 menit, rasanya beda dengan belanja sendiri.
2.
Tidur cukup. Pagi itu, ketika ART saya datang,
saya menyusui Aksa hingga kami berdua tertidur pulas. Tak disangka, saya
terbangun sekitar dua jam kemudian ketika si mbak sudah pulang ke rumahnya. Lumayan
lah, bisa membayar kekurangan tidur akibat begadang semalam. Bangun tidur pun
jadi lebih segar, dan siap “tempur” dengan tugas-tugas di rumah.
3.
Masih bisa masak. Kadang, kalau hari sudah agak
siang, mood masak saya tinggal
seperempat karena saya biasa masak agak pagi. Ternyata, setelah saya memasak
jam sebelas kemarin, rasanya tetap enjoy
saja. Kuncinya bukan pada jam berapa masaknya, tetapi lebih kepada sesegar apa
kondisi kita dan bagaimana mood kita
ketika memasak. Klasik banget ya, hehe..
4.
Be present
in playing with my son. Maksudnya “be present” di sini adalah fokus dengan Aksa
ketika bersama dengannya, karena cukup sering saya bermain dengannya tetapi pikiran
melayang ke cucian piring, curi-curi duduk di depan laptop, atau malah sambil
bbm-an. Pengalaman saya membuktikan, kalau kita present maka anak akan mudah senang karena mendapat perhatian total
kita dan…setelah dia puas maka ia akan meninggalkan kita dan bermain sendiri. Kemarin,
saya meladeninya bermain gulungan kasur dengan sepenuh hati, sampai kami berdua
terbahak-bahak. Si anak pun jadi lahap makannya. Lumayan J
5.
Bisa window
shopping sendirian. Ini belum pernah terjadi sebelumnya selama saya punya
anak, lho.. Kemarin sore si Ayah minta ditemani ke kantor. Kebetulan tepat di
depan kantor ayah ada mal. Biasanya saya selalu menolak karena menunggu ayah
kerja dari jam 3-9 dengan browsing around
the mall with the always-walking kiddo membuat saya lelah (mengikuti Aksa
yang kesana kemari). Yang berbeda, sesampainya di kantor, Ayah bilang: “Aksa
biar sama aku, kamu jalan sendiri aja.” Saya masih agak tidak menyangka sambil
menjawab, “Ooh, gitu?” walaupun beberapa menit kemudian saya melonjak-lonjak
kegirangan (dalam hati).
6.
Tidak memarahi anak sehari penuh. Nah, this is the ultimate happiness!! Diantara
semua kesenangan saya atas hal-hal sederhana di atas, poin terakhir ini adalah
hal yang paling tinggi levelnya dalam strata kebahagiaan saya. It feels like I’m the most successful mom in
the world, haha.. Pertanyaan pentingnya adalah, kenapa nomor enam ini bisa
terjadi? Mmm..saya jadi bingung menjawabnya, tapi untuk kasus ini mungkin
berkaitan dengan lima poin sebelumnya.
So, that’s my simple
happiness as a mom-wife-woman now, yang beberapa tahun lalu berisi “bisa
tidur cukup-dapet gaji-woles weekend”.
Intinya, syukuri hidup dengan cara menikmati setiap detiknya. The more positive thinking you are towards
your life, the happier you are.
Enjoy
your day!
0 komentar:
Post a Comment