Tuesday, September 18, 2018

Lebih Berkah Setelah Hijrah (Cerita Peggy Melati Sukma)



Cerita hijrah seseorang selalu mampu menjadi daya tarik, apalagi jika yang berhijrah adalah public figure. Peggy Melati Sukma adalah salah satu entertainer yang ternyata sudah berhijrah. Saya baru mengetahui hal ini ketika mendapatkan forwarded message WhatsApp sebulan yang lalu tentang pengajian yang akan diisi oleh Peggy. Dari tiga jadwal pengajian yang dijadwalkan, alhamdulillah saya berkesempatan hadir di DeHalal Mart Jogja untuk mendengarkan cerita hijrahnya.

Hari itu, ia memakai gamis berwarna pink dengan jilbab dan cadar berwarna sama. Ia masih terlihat tinggi semampai meskipun sudah tidak tampak lagi auratnya. Rasanya sempat takjub melihat sosoknya, betapa Alloh Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Peggy mengawali kajian dengan doa dan tidak banyak mengumbar senyum, berbeda dengan sebagian besar ustadzah yang menjadi pembicara di pengajian yang saya datangi. Mungkin ia tahu bahwa senyum pun aurat, mungkin juga senyumnya tertutup cadarnya.

Saya tidak begitu ingat awalnya, namun ia cukup banyak bercerita tentang masa kecilnya. Bahwa ia dulu tidak begitu berada, namun orang tuanya taat beragama. Jika ia menginginkan sesuatu, ibunya kerap berkata, “Minta sama Allah”. Namun, perjalanan hidup membuatnya berjalan di jalan lain, yaitu dunia keartisan, terlepas dari keluarganya yang religius.  

“Jaman saya kecil dulu, enggak ada gadget, saya dididik (agama) dengan baik, namun saya bisa jadi seperti itu. Bayangkan sekarang dimana anak bisa tahu apa yang dilakukan anak lain di belahan dunia lain, kebayang kan beratnya jadi orang tua zaman sekarang?” , kurang lebih begitu ujarnya.
Sempat terbersit rasa kuatir dalam diri saya mendengar pernyataan tersebut. Peggy pun menyarankan untuk selalu memanjatkan doa kepada Alloh untuk melindungi kita dan anak cucu kita dari hal-hal yang diinginkan. Ia pun merasa hijrahnya memiliki kaitan dengan doa yang selalu dipanjatkan oleh keluarganya, agar ia kembali ke jalan yang benar.

Hasil Kerja 21 Tahun Habis dalam Tiga Bulan
Dalam menceritakan awal mula berhijrah, Peggy menceritakan bagaimana ia dahulu bisa memiliki segalanya. Honor satu kali naik panggung bisa puluhan juta rupiah, sehingga membeli tas branded seharga ratusan juta pun bisa dengan mudahnya dilakukan hanya dengan mengumpulkan honor tiga-empat kali manggung. Intinya, ujian berupa melimpahnya rezeki makin menjauhkannya dari agama. Gaya hidup dunia entertainment yang seperti apapun sudah pernah dijalaninya.

Namun, titik itu akhirnya datang. Keluarganya berantakan, ia menderita kerugian (ia tidak menceritakan secara detil rugi seperti apa) hingga asetnya habis, kesehatannya bermasalah. Hingga akhirnya Alloh lah tempat kembali. Ia menceritakan betapa beratnya hidup tanpa kekayaan, but somehow she managed to live that way. Ia sempat bingung bagaimana membayar tagihan listrik 5 juta rupiah yang selama ini dengan mudahnya ia bayar. Dapat uang dari mana, ia tidak tahu. Kuncinya hanya doa, maka Alloh yang beri jalan keluar. Yang ajaib, tanaman buah di halaman belakang rumahnya yang selama ini tidak pernah berbuah, mendadak berbuah saat ia mulai berhijrah di tengah keterpurukannya.

Godaan Datang
Saat ia mulai istiqomah berhijab dan meninggalkan dunia keartisan, tawaran main sinetron kembali datang. Peggy memiliki batasan yang harus ditoleransi untuk menyeleksi tawaran yang datang. Ia tidak mau beradegan dengan lawan jenis sebagai sepasang suami istri. Akhirnya, scenario pun diubah. Peran yang disodorkan kali ini adalah seorang janda. Namun, ketika mengetahui janda tersebut memiliki anak lelaki (yang sudah baligh), ia kembali menolak tawaran tersebut karena ada kemungkinan ia beradegan yang tidak sesuai syariat. Akhirnya, ujian tersebut mampu dilewatinya dan Peggy “selamat” dari kembali ke dunia entertainment.

Lebih Berkah Setelah Hijrah
Kini, ia merasakan hidupnya lebih tenang karena dekat dengan Alloh. Keberkahan pun menyelimuti setiap aktivitasnya. Dulu, 21 tahun menjadi artis, ia tidak menghasilkan satu buku pun. Kini, ia telah menulis tujuh judul buku. Bahkan, proses penulisan beberapa judul diantaranya sangat cepat. Saat menjadi artis, ia berkesempatan mengunjungi 7 negara (atau 5 saya lupa). Namun, setelah berhijrah, ia telah mengunjungi lebih dari 20 negara. Ia benar-benar tidak menyangka begitu indah rencana Alloh untuknya, meskipun ia harus kehilangan harta benda duniawi. Peggy pun bercerita, banyak pemberian dari orang-orang yang membuatnya tidak perlu mengeluarkan uang untuk kebutuhan sehari-hari, seperti busana muslimah yang ia pakai sehari-hari.

Ada satu hal yang membuat saya seperti tertohok saat itu. Ia mengingatkan, bahwa suatu hari nanti kita akan dimintai pertanggung jawaban oleh Alloh. Sebagai ibu dan istri, kita akan ditanya tentang tugas utama kita dalam mengemban kedua peran tersebut. Hal “remeh temeh” seperti memasak, membersihkan rumah pun akan dianggap sebagai amal. Karena itu, ingatlah selalu apa peran utama kita di bumi ini, agar kita tidak salah menentukan prioritas.

Alhamdulillah, so glad and thank Alloh I could make it… meskipun membawa dua anak dan segepok mainan dalam ransel mini. Anak-anak kondusif meskipun saya mendengarkan kajian sambil mobile ngikutin si kecil yang hobi jalan.

0 komentar:

Post a Comment