Sabtu dua minggu yang lalu, sepulang dari TUMNgopiCantik
saya mampir solat di Masjid Sunda Kelapa. Saya memang suka mencari masjid yang
belum pernah dikunjungi ketika weekend-an ke Jakarta, hitung-hitung sekalian
wisata masjid hehe..
Ternyata, di dekat Masjid Sunda Kelapa, ada Taman Suropati.
Karena saya pernah membaca tentang aktivitas di taman tersebut, saya pun
membujuk suami untuk mampir sejenak. Kebetulan siang itu kondisinya tidak
begitu ramai. Melihatnya dari kejauhan saja saya sudah ingin buru-buru turun
dari mobil, karena tempatnya teduuuh sekali. Pohonnya besar-besar dan jalan
setapaknya rapi melingkari taman yang terletak di dekat kediaman beberapa duta
besar negara asing.
Tidak ada lahan parkir resmi di sana sehingga kami pun
parkir di tepi taman, seperti mobil dan motor lainnya. Tampaknya jika parkir
penuh, pengunjung dapat menggunakan lahan parkir di Masjid Sunda Kelapa.
Meskipun demikian, para pengunjung parkir dengan rapi, tukang parkir juga cukup
sigap membantu.
Saat pertama kali menginjakkan kaki di taman ini, saya langsung
merasa senang. Tempatnya bersih sekali. Bayangkan saja, hampir di setiap jalan
setapak saya berpapasan dengan petugas kebersihan. Begitu juga di kolam air
mancur. Petugas kebersihan dengan telaten menjaring daun-daun yang jatuh di
atas air, hingga kolamnya benar-benar tanpa kotoran mengapung. Atau hari itu
sedang jadwalnya bersih-bersih ya? Ah, tetap saja untuk ukuran tempat umum di
Indonesia, taman ini tergolong bersih. Tempat sampahnya pun berukuran besar,
dibedakan menjadi tiga, dan berbentuk menarik seperti panda dan manggis.
Karena belum makan siang, saya pun menikmati bekal yang
dibawa dari rumah sementara suami jajan bakwan kawi dan rujak buah di pedangang
yang mangkal di tepi taman. Rasanya seperti piknik lho, walau tanpa menggelar
tikar di rumput, hehe..
Bagaimana dengan Aksa? Saya yakin rasa senangnya melebihi
saya! Ia langsung berjalan dengan cepat di jalan setapak, tanpa memerdulikan
ayah ibunya lagi. Begitu bertemu dengan kolam, Aksa langsung heboh
menunjuk-nunjuk. Mungkin dikiranya bisa nyebur
seperti di kolam renang kali ya.. Akhirnya kami pun hanya duduk di tepi kolam.
Kebetulan tepinya hampir sejajar dengan permukaan air dan tidak begitu tinggi,
sehingga nyaman dibuat duduk.
Sebenarnya cukup banyak bangku taman yang tersedia, hanya
saja yang menghadap kolam tidak ada. Beberapa bangku sudah terisi oleh
sekelompok anak SMA yang tampaknya sedang melakukan sesi foto untuk yearbook
mereka. Seru juga melihatnya, seperti pemotretan majalah remaja lengkap dengan
kostum dan properti. Di sekeliling kolam pun terdapat sepetak lahan berhiaskan
tegel notasi balok, mungkin untuk menggelar konser mini. Di beberapa sudut juga
terdapat kandang burung yang cukup artistik serta monumen simbol persahabatan
beberapa negara ASEAN.
Kalau lapar, kita bisa menikmati beberapa jenis makanan yang
dijajakan di gerobak seperti mie ayam, ketoprak, tahu gejrot, atau siomay.
Mereka semua berjualan di luar pagar taman, kecuali beberapa pedagang minuman
yang bersepeda di jalan setapak. Untuk anak-anak, kita bisa membelikan gelembung
sabun, cocok sekali dimainkan di taman karena seringkali angin sepoi-sepoi
menyapa.
Hari pun beranjak sore. Kami bertiga sudah cukup puas
menghirup udara segar di taman. Yang lebih memuaskan lagi adalah bisa melihat
Aksa berlarian kesana kemari dengan ceria. Priceless.
Kalau Minggu ada pertunjukkan Mba di sana. Yoga gratis. Plus ya biola itu
ReplyDeleteiya aku baca ttg yoga gratisnya. too bad, suami minggu ga libur :(
Delete