www.dreamstime.com |
Ini bukan kisah mengenai seseorang bernama Pak Hasim, mantan
security kompleks saya.
Ini kisah tentang performa kerja seseorang, meskipun itu
hanyalah hal yang sepele menurut orang lain.
Hari itu, saya dipertemukan dengan Pak Hasim oleh tetangga
saya. Ceritanya, bau bangkai menyengat muncul dari eternit kamar rumah saya,
dan someone has to climb up the ceiling to
get rid of it. And it’s definitely not my husband hihihi…
Jadinya suami pun mencari bala bantuan sejak sehari
sebelumnya ke tetangga sebelah yang sedang membangun rumah, jadi banyak tukang.
Sayangnya, minggu tukangnya libur. So, ibu sebelah pun merekomendasikan Pak Hasim,
yang dirumahkan beberapa bulan lalu oleh RT saya, untuk membantu mengambil
bangkai.
Baru sore harinya ketika suami sudah berangkat kerja, Pak Hasim
datang. Saya pun bergegas meminjam tangga ke tetangga depan (duh, ngeribetin
tetangga mulu’ ya) dan meninggalkan Aksa yang masih makan pisang sambil
mondar-mandir di dalam rumah. Karena agak lama, Pak Hasim pun keluar menyusul
saya sambil menggendong Aksa dengan santainya, hehe… (plus point #1)
Detik berikutnya, saya mulai beraksi menjadi klien/mandor/asisten
Pak Hasim. Dengan tangan kanan sibuk meraih Aksa yang mulai kepo pengen naik tangga, tangan kiri
saya sibuk mengoper senter, lanjut memegangi tangga yang sedikit goyah,
kemudian berteriak memberi arahan kemana beliau harus mencari.
Anehnya, tak ada bangkai tikus, padahal baunya masih
menyengat. Akhirnya kami pun berasumsi
bahwa bangkainya telah diambil kucing. Kamper pun dilempar ke beberapa penjuru
atap untuk menghilangkan bau.
Ketika hendak membereskan alat tempur, Pak Hasim melongok ke
ruang cuci di belakang yang atapnya terbuka, dan berkata bahwa ada kemungkinan
bangkainya di atas ruang cuci. Saya pun menawarkan (tidak menyuruh) Pak Hasim
kalau-kalau beliau mau melihat ke atas, yang artinya harus mindah tangga + buka
teralis atas+ manjat lagi. Alhamdulillah beliau mau J (plus point #2)
FYI, di atas ruang cuci itu ada tangki air, dan beton tempat
tangki itu berada sudah ditumbuhi tanaman liar setinggi 30cm.. Tanpa saya duga,
Pak Hasim mencabut tanaman-tanaman tersebut sampai bersih..! (plus point #3) Lagi-lagi,
saya tidak menyuruh lho ya.. Dan, there
it was!! Si bangkai tikus pun ditemukan.. Setelah di masukkan ke plastik
dan TKPnya ditaburi kopi untuk menyerap bau, Pak Hasim pun meminta izin untuk
membuang plastik bertikus tersebut.
Semenit, dua menit..kok lama ya? Tempat sampah saya ada di
depan rumah, tidak jauh. Sekitar hampir 5 menit, beliau pun kembali. Saya tanya
saja buangnya dimana. Jawabnya, “ Di deket pos satpam Bu, kalau di depan rumah
bau nanti,”
Saya pun takjub mendengarnya, karena pos satpam itu jaraknya
sekitar dua perempatan ditambah satu pertigaan, yang artinya beliau harus naik
motor untuk sampai kembali ke rumah dalam 5menit. Woow….itu totalitas bekerja
lho menurut saya. (plus point #4)
Sampai di rumah, beliau pun mengambil sapu dan membersihkan
sisa cabutan rumput yang berserakan di ruang cuci. (plus point #5) Saya pun
terkagum-kagum lagi dibuatnya, karena it
never happened before to all repairman fixing my house, kecuali tukang kayu
karena serpihan sisa kayu berbahaya kalau tidak dibuang. Untuk sekadar
perbandingan:
1.
Pak tukang listrik langganan, selalu pakai
sepatu keds masuk rumah. Mungkin karena beliau harus naik-naik ke atap jadi
takut menginjak paku, mungkin? (positive
thinking)
2.
Pak tukang instalasi BIG TV, meninggalkan
sejumlah potongan kabel di TKP
3.
Mas-mas tukang instalasi Indovision, kardus
bekas satelitnya tidak dibawa lagi, pun tidak dimasukkan di tong sampah. Hanya dibiarkan
di teras rumah saya. Bonus, ada perkakas ketinggalan.
4.
Pembantu saya, kadang masih suka membuang sisa
sachet deterjen dan bungkus permen anaknya ke ember cucian di belakang, ataupun membuang kotoran menyapu langsung ke
halaman.
5.
Saya juga suka main buang debu sisa menyapu
begitu saja ke halaman (jujur).
Sebelum pulang pun, Pak Hasim masih mau membersihkan jejak
kakinya di kamar mandi yang memang lumayan kelihatan. Saya bilang tidak usah,
toh saya tinggal mengguyurnya. Tangga pun hampir digotongnya kembali ke rumah
tetangga, saya larang juga karena memang yang punya rumah sedang pergi. (plus
point #6).
So, ya… dari sini saya belajar bahwa kesungguhan dalam bekerja
menghasilkan efek yang luar biasa. Bisa jadi Pak Hasim tidak tahu kekaguman
saya atas bantuannya tadi. Dan siapa tahu, words
of mouth alias gethok tular akan
membukakan pintu rejekinya lebih lebar. Who
knows, only from simple things.
Mmm..apa sebaiknya judulnya saya ganti menjadi Hikmah Dibalik Bangkai Tikus ya?
0 komentar:
Post a Comment